Selasa 26 Dec 2017 11:22 WIB

Harga Beras di Purwakarta Naik Rp 1.000 per Kilogram

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Endro Yuwanto
Beras (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Jelang pergantian tahun, harga beras di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merangkak naik. Kenaikannya mencapai Rp 1.000 per kilogram.

Kenaikan ini membuat sejumlah ibu rumah tangga protes. Pasalnya, kenaikan harga beras ini bisa disusul oleh bahan pangan lainnya.

Popon Kurniasih (43 tahun), ibu rumah tangga asal Gang Flamboyan III, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, mengatakan, sudah dua hari terakhir harga beras naik. Biasanya, beras kualitas medium Rp 10 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 11 ribu per kilogram. Kenaikannya lumayan tinggi.

"Harus segera diantisipasi, jika tidak bisa memicu harga yang lain turut naik," ujar Popon, kepada Republika.co.id, Selasa (26/12).

Naiknya harga beras ini akan berbeda dengan bahan pangan lainnya. Sebab, bila beras sudah naik, komodoti lainnya juga bisa ikut-ikutan naik. Beda dengan yang lainnya. Misalkan, bila telur atau daging ayam naik, tidak berdampak pada kenaikan harga beras.

Karena itu, lanjut Popon, kenaikan harga beras ini harus segera diatasi. Jangan sampai kenaikannya berlanjut sampai awal 2018 mendatang. Dengan begitu, pemerintah harus segera menggelar operasi pasar. "Supaya, harga beras menjadi stabil."

Sementara, Ahmad (57), pemilik toko beras PD Djembar di Jl Terusan Kapten Halim, Pasar Rebo, Purwakarta, mengakui, saat ini harga beras naik signifikan. Yaitu, Rp 1.000 per kilogramnya atau per liternya. Untuk beras dengan kualitas jelek saja, harganya sudah Rp 9.200 per kilogram. Padahal, sebelumnya hanya Rp 8.200 per kilogram. "Untuk beras yang kualitas super, sudah menembus Rp 12.500 per kilogramnya," ujar dia.

Kenaikan ini, lanjut Ahmad, dipicu dari banyaknya petani yang gagal panen akibat sawahnya terserang hama. Ahmad memprediksi kenaikan ini bisa saja terus berlanjut sampai awal tahun depan. Sebab, stok gabah di petani juga menipis.

Karena itu, kata Ahmad, satu-satunya solusi pemerintah harus segera menggelar operasi pasar (OP) supaya harga beras stabil. Akan tetapi, untuk operasi pasar dirinya meminta supaya pemerintah menyediakan beras kualitas premium. Sebab, mayoritas warga yang membeli beras yaitu kalangan menengah ke atas. "Kalau beras OP-nya yang jelek, nantinya bakalan tidak laku. Sebab, di toko kami banyak pembeli beras medium dan super," jelas dia,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement