Selasa 02 Jan 2018 06:00 WIB

Asa Petani Ring I Melambung karena Embung

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Mohamad Amin Madani
Embung Tegaldowo di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan aktivitas pertanian warga Ring I pabrik PT Semen Indonesia di Rembang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Embung Tegaldowo di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan aktivitas pertanian warga Ring I pabrik PT Semen Indonesia di Rembang.

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG—Para petani di wilayah Ring I pabrik PT Semen Indonesia, di wilayah Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah menyambut masa tanam dengan asa yang kian membuncah.

Di Desa Tegaldowo –misalnya—semangat para petani untuk menanam padi semakin tinggi. Karena sebagain lahan tadah hujan yang berada di wilayah mereka, kini bisa mendapatkan air dari embung.

“Kalau padi, di sini dulu hanya jenis gogo rancah atau tanaman padi yang ditanam tanpa perlu genangan air. Sekarang petani bisa mendapatkan air dari embung,” ungkap Purnadi (59), salah seorang warga Desa Tegaldowo,” Sabtu (24/12).

Di kawasan Ring I ini, jelasnya, PT Semen Indonesia telah membangun embung Tegaldowo untuk menampung air hujan, di atas areal seluas 1,3 hektare. Air dari embung ini akan mengalir secara manual lahan pertanian di sekitar embung, manakala debit airnya naik.

Untuk lahan pertanian yang lokasinya berada relatif lebih jauh dari embung, juga bisa mendapatkan air dengan mengggunakan pompa menuju sawah mereka melalui saluran irigasi yang sebelumya sudah ada.

Sekarang, lanjutnya, lahan pertanian di sekitar embung tampak menghijau bukan oleh tanaman jagung saja. Namun juga oleh hamparan sawah dan tanaman padi. “Karena setelah mendapatkan air lahan pertanian mereka bisa diolah dengan menggunakan traktor tangan,” jelasnya.

Jumari (56), petani Desa Tegaldowo yang ditemui di sela menyiapkan benih padi mengakui, pertanian yang berada di wilayah desanya ini memang didominasi oleh tanaman jagung. Karena lahan yang ada sebenarnya merupakan lahan tadah hujan.

Selain itu, jelasnya, warga juga memanfaatkan lereng- lereng perbukitan serta sela bebatuan kapur untuk menanam jagung. Namun dengan keberadaan embung yang dibangun pada tahun 2016 lalu, perluasan lahan persawahan mulai tampak karena adanya air dari embung.        

Ia sendiri mengolah sawah yang berada tidak jauh dari salah satu instalasi milik pabrik semen, PT Semen Indonesia. Menurutnya, pertanian masih tetap bisa dilakukan di kawasan Ring I pabrik semen ini.

Satu hal lagi, ia juga tak khawatir untuk menggarap sawah, meskipun perkiraan masa tanam meleset. Karena  sekarang sudah ada embung yang dapat menympan cadangan air untuk pertanian.

“Seandainya para petani sudah terlanjur melakukan penanaman dan tidak ternyata intensitas hujan masih kurang, maka petani masih bisa mengandalkan irigasi dari embung Tegaldowo,” tandasnya.

Sementara itu PT Semen Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan embung yang memiliki kemnfaatan bagi warga yang ada di sekitar pabrik Rembang ini. Baik untuk pertanian, perkebunan maupun pemenuhan air bersih.

Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia, Sigit Wahono sebelumnya menyampaikan, selain embung Tegaldowo, selanjutnya juga dibangun embung Kemendung juga di Kecamatan Gunem; embung Kadiwono di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu serta embung Kaliori.

“Ini sudah menjadi komitmen perusahaan untuk mewujudkan pabrik yang mampu memberikan nilai manfaat kepada masyarakat yang ada di sekitarnya, khususnya masyarakat di kabupaten Rembang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement