Ahad 24 Dec 2017 17:15 WIB

Libur Akhir Tahun, Okupansi Hotel di Bali Turun 10 Persen

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Budi Raharjo
Wisatawan mancanegara beraktifitas di salah satu hotel berbintang di kawasan Nusa Dua,Bali. (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Wisatawan mancanegara beraktifitas di salah satu hotel berbintang di kawasan Nusa Dua,Bali. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Musim libur sekolah yang bertepatan dengan momen perayaan Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan banyak orang untuk berwisata dan menginap di hotel. Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, tingkat okupansi hotel di musim liburan kali ini mencapai 75 hingga 90 persen di daerah-daerah yang memang menjadi tujuan wisatawan.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, daerah-daerah yang tingkat okupansinya tinggi antara lain Jogjakarta, Solo dan Malang. "Kalau kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya itu rendah, sekitar 20-40 persen," ujarnya, saat dihubungi Republika, Ahad (12/24).

Yang berbeda dibanding musim libur Natal dan Tahun Baru 2016 lalu, menurut Hariyadi, yakni menurunnya tingkat okupansi hotel di Bali. Padahal, selama ini Bali menjadi tujuan favorit wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. PHRI memperkirakan ada penurunan tingkat hunian hotel di Bali sekitar 10 persen pada tahun ini.

Sebab, seperti diketahui, erupsi Gunung Agung di Bali beberapa waktu lalu sempat membuat aktivitas masyarakat terganggu yang pada akhirnya berdampak pada bisnis pariwisata. Meski kondisi di Bali secara umum kini telah relatif stabil, namun sebagian masyarakat masih enggan mengunjungi Pulau Dewata tersebut.

Untuk meyakinkan masyarakat bahwa Bali sudah aman, Presiden Joko Widodo pada Jumat (22/12) lalu mengunjungi Pantai Kuta. Ia mengajak masyarakat untuk kembali datang berlibur dan menikmati Pulau Surga tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement