Kamis 21 Dec 2017 17:57 WIB

Pemerintah Gandeng Korporasi Serap Lulusan Pesantren

Rep: Ahmad Fikri Noor / Red: Satria K Yudha
Santri Ponpes Salafi Terpadu Darussyifa Al Fitroh  Perguruan Islam Yaspida, Sukabumi Jakarta Barat Ahad (21/5) tampak menyimak rencana Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam mendorong ekonomi pesantren
Foto: dok Rakhmat Hadi Sucipto
Santri Ponpes Salafi Terpadu Darussyifa Al Fitroh Perguruan Islam Yaspida, Sukabumi Jakarta Barat Ahad (21/5) tampak menyimak rencana Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam mendorong ekonomi pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kelompok usaha akan menyerap lulusan pondok pesantren di Indonesia untuk berkiprah dalam industri. Hal itu sebagai wujud dukungan pada program Kemitraan Ekonomi Umat.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memayungi program Kemitraan Ekonomi Umat sebagai gerakan kemitraan berbasis kelompok keagamaan. Gerakan itu merupakan tindaklanjut Kongres Ekonomi Umat yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada April 2017. Kongres tersebut menghasilkan suatu deklarasi yang isinya bertujuan untuk mewujudkan arus baru perekonomian Indonesia.

"Isi deklarasi tersebut memiliki semangat yang sama dengan kebijakan pemerataan ekonomi, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat, ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam sambutannya pada acara Sosialisasi Program Kemitraan Ekonomi Umat di Jakarta, Kamis (21/12).

Salah satu pilar dari Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE) adalah peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain. 

Data mencatat, Indeks Pembangunan Manusia tahun 2016 di Indonesia berada di urutan 113 dunia dan urutan 5 di antara negara ASEAN lainnya. 

Meskipun angka Indeks Pembangunan Manusia Indonesia terus membaik sejak tahun 2015, namun tetap ada ketimpangan kualitas SDM, khususnya di wilayah-wilayah yang jauh dari pusat pembangunan seperti di wilayah perbatasan negara.

Darmin menyebutkan, saat ini terdapat kurang lebih 4 juta santri yang belajar di 28.961 pondok pesantren di seluruh Indonesia. Menurutnya, lulusan pondok pesantren diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan agama, tetapi juga memiliki daya saing sebagai insan pembangunan Indonesia. 

Untuk itu, pemerintah akan memastikan terserapnya lulusan pondok pesantren oleh dunia industri. Cara yang ditempuh adalah dengan mendorong kemitraan antara perusahaan yang memiliki prospek bertumbuh pesat dengan pesantren-pesantren yang kurikulumnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri tersebut.

Hingga saat ini, 11 kelompok usaha besar telah berpartisipasi dalam program Kemitraan Ekonomi Umat. Kelompok usaha besar tersebut telah menjalin kemitraan dengan kelompok keagamaan, seperti pondok pesantren, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis ormas keagamaan, serta kelompok petani yang berafiliasi dengan ormas keagamaan.

11 kelompok usaha tersebut telah mengembangkan kemitraan dengan 181 pondok pesantren, 24 SMK berbasis agama, 3.395 kelompok tani, 83 koperasi, dan 1.177 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

Kelompok usaha yang berpartisipasi adalah Adaro, AKR Corporindo, Alfamart, Dharma Sukses Nusantara, Djarum, Garuda Food, Kirana Megatara, Seger Agro Nusantara, Bangun Karso Group, Sinarmas Group (Sinarmas APP, Sinarmas Asuransi, dan Berau Coal), dan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement