Rabu 20 Dec 2017 15:40 WIB

Disperindag Jabar Sidak Pasar Jelang Natal, Ini Hasilnya

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Kadisperindag Jawa Barat Hening Widiatmoko dan jajarannya meninjau kualitas dan harga barang kebutuhan pokok, daging dan sayuran di sebuah supermarket, Jalan Pahlawan Kota Bandung, Rabu (20/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kadisperindag Jawa Barat Hening Widiatmoko dan jajarannya meninjau kualitas dan harga barang kebutuhan pokok, daging dan sayuran di sebuah supermarket, Jalan Pahlawan Kota Bandung, Rabu (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat bersama tim gabungan melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) ke pasar tradisional dan pasar modern, Rabu (20/12). Tim tersebut, terdiri dari Disperindag, BPOM, Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan (Dinkes), Bea Cukai, dan lainnya.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id tim tersebut, pertama kali bergerak ke Pasar Balubur, kemudian Yogya Jalan Pahlawan, dan Bursa penjualan parcel di kawasan Karapitan. Di Pasar Balubur, tim melakukan pemeriksaan pada kualitas daging ayam. Beberapa daging, ditemukan tak terlalu segar. Sehingga, tim gabungan tersebut meminta pada pedagang agar tak menjualnya.

"Ini sebuah rutinitas selalu ada pengawasan barang beredar. Makanya, kami turunkan tim gabungan," ujar Kepala Disperindag Jabar, Hening Widiatmoko kepada wartawan.

Tim ini, kata dia, melakukan monitor terhadap kondisi barang-barang yang ada di pasar tradisional dan modern. Di pasar modern memiliki standar kualitas. Selain kualitas, dilakukan juga pemantauan pada harga berbagai kebutuhan pokok. Di antaranya, daging ayam, telur sapi, bawang merah, bawang putih dan cabe.

"Kondisinya permintaannya tak seperti Idul Fitri. Karena biasanya, kalau permintaan tinggi harga naik. Jabar tak banyak yang merayakan natal jadi harganya tak terlalu naik," kata Hening.

Berdasarkan pantauan, kata dia, harga komoditas relatif stabil. Kalau pun ada yang naik, harganya masih normal tak terlalu melonjak. Misalnya, daging ayam naik dari Rp 34 ribu per kg menjadi Rp 36 ribu per kg. Sedangkan daging sapi harganya relatif stabil yakni Rp 110 ribu per kg. Biasanya, kenaikan harga yang normal kenaikan paling tinggi 15 persen.

"Umumnya, kenaikan itu berkisar 15 persen. Kalau ada yang naik sampai 30 persen dari harga normal itu harus diwaspadai," kata Hening seraya mengatakan, stabilisasi harga harus dilakukan kalau harga tersebut terus naik.

Menurut Hening, tim pun melakukan pemantauan terhadap kualitas produk yakni, dengan memperhatikan cara penyimpanan produknya. Tim, masih menemukan pasar modern yang menyimpan produk sosis di luar freezer padahal mudah busuk.

"Itu bagian dari pengawasan kualitas barang. Karena, barang yang cepat busuk penyimpanan dan penyajiannya tak bisa asal harus sesuai," katanya.

Hening pun berharap, masyarakat bisa lebih cerdas dan kritis melihat kualitas produk yang dibelinya yakni, dengan memperhatikan ada zat-zat kimia tambahan atau tidak. "Masih ada produk pertanian yang mengandung zat residu. Ini, harus diwaspadai. Kalau konsumen tak membeli produk tersebut maka tak akan laku," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement