REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Debut kedua Bitcoin di pasar sekunder Amerika Serikat (AS) kurang disambut hangat oleh pasar dilihat dari kontrak future berdasarkan harga pasar derivatif Chicago, Chicago Mercantile Exchange (CME) pada Ahad (17/12), setelah sepekan sebelumnya kotrak future Bitcoin diluncurkan Chicago Board Options Exchange (CBOE).
Pada perdagangan Senin (18/12) petang, kontrak future yang berakhir pada Januari 2018, ditutup di level harga 19.100 dolar AS atau turun 400 dolar AS dengan volume 1.049 kontrak yang diperdagangkan. Padahal sepekan sebelumnya, perdagangan kontrak future Bitcoin naik 20 persen dengan volume 4.000 kontrak yang diperdagangkan, demikian dilansir The Associated Press, Senin (18/12).
Kontrak future CME seperti halnya di CBOE tidak melibatkan Bitcoin sebenarnya. Transaksi future CME menelusuri indeks harga Bitcoin dari beberapa penyelenggara perdagangan uang digital. Tiap transaksi kontrak future di CME adalah untuk lima Bitcoin. Sementara transaksi future CBOE menelusuri harga Bitcoin di kanal transaksi uang digital khusus, Gemini.
Harga Bitcoin sempat melangit di beberapa penyelenggara transaksi privat uang digital tahun ini. Hal itu sempat menggoda Wall Street.
Uang digital ini sempat diperdagangkan di bawah 1.000 dolar AS di awal 2017 dan meroket hingga 19 ribu sebelum debut melantai di CBOE dan CME. Pada Senin (18/12), harga Bitcoin berada di level 18.697 di Coindesk.
Antusiasme yang makin tinggi terhadap Bitcoin menimbulkan keheranan soal harganya yang terlalu cepat meroket. Komisi Bursa Efek dan Sekuritas AS pekan lalu memperingatkan investor untuk berhati-hati bila ingin berinvestasi di Bitcoin atau yang digital lainnya.
Ke depan, Komisi Perdagangan Komoditas Future AS mengusulkan adanya regulasi bitcoin sebagai komoditas meski tak seperti emas, perak, platinum, atau minyak. Future adalah jenis kontrak dimana penjual dan pembeli menyepakati harga satu benda yang eksekusinya akan dilakukan di waktu tertentu di masa depan. Kontrak futures saat ini tersedia hampir untuk semua tipe efek namun yang paling umum digunakan di pasar komoditas seperti untuk minyak gandum, kedelai, atau emas.
Bitcoin saat ini tengah menjadi uang digital yang populer. Uang ini tidak punya kaitan dengan bank atau pemerintah dan membolehkan pemiliknya bertransaksi tanpa nama. Pada dasarnya, ini adalah rangkaian kode komputasi yang diberi tanda tiap kali ditransaksikan.
Keberadaan Bitcoin memicu perdebatan di antara pemangku kepentingan. Beberapa otoritas keuangan menyebut uang digital bisa memfasilitasi pencucian uang atau tindak pidana lain. Sementara otoritas lain menilai uang digital bisa membantu sistem pembayaran seperti saat krisis dimana mata uang kartal nasional kolaps.