Senin 18 Dec 2017 20:22 WIB

Harga Pangan dan Transportasi Diprediksi Sumbang Inflasi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menurunkan ratusan kilogram bawang putih milik Bulog Sulawesi Tengah dari mobil pengangkut untuk dipasarkan pada pasar murah yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (13/6). Menjelang perayaan Idul Fitri Bulog Sulawesi Tengah mendatangkan sekitar 20 ton bawang putih untuk selanjutnya dijual kepada masyarakat dengan harga lebih murah dibanding dipasaran guna menekan lonjakan harga bawang putih dipasaran yang menembus Rp 50.000 hingga Rp 60.000 perkilogram.
Foto: Mohamad Hamzah/Antara
Petugas menurunkan ratusan kilogram bawang putih milik Bulog Sulawesi Tengah dari mobil pengangkut untuk dipasarkan pada pasar murah yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (13/6). Menjelang perayaan Idul Fitri Bulog Sulawesi Tengah mendatangkan sekitar 20 ton bawang putih untuk selanjutnya dijual kepada masyarakat dengan harga lebih murah dibanding dipasaran guna menekan lonjakan harga bawang putih dipasaran yang menembus Rp 50.000 hingga Rp 60.000 perkilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Bank Indonesia (BI) memprediksi kenaikan harga pangan dan transportasi jelang perayaan Natal dan Tahun Baru akan mendorong inflasi di Provinsi Papua Barat. Kepala Unit Pengembangan Ekonomi BI Provinsi Papua Barat, Witarsasyah, mengatakan pihaknya memproyeksikan inflasi di Papua Barat pada Desember 2017 akan berada di level 1-2 persen.

"Secara umum yang mendorong inflasi pada Natal dan Tahun Baru adalah volatile food, makanan pokok dan angkutan udara. Harga tiket pesawat akan naik," ujarnya, dalam rapat koordinasi untuk mengamankan ketersediaan stok bahan pangan pokok jelang perayaan Natal dan Tahun Baru di Kantor Gubernur Papua Barat, di Manokwari, Senin (18/13). 

Berdasarkan pantauan Bank Indonesia, harga angkutan udara ke luar Papua Barat bisa melonjak hingga dua kali lipat pada libur Natal dan Tahun Baru. Kondisi ini, kata Witarsasyah, memang sulit dihindari karena harga angkutan udara bukan kewenangan pemerintah daerah. 

Sementara, untuk bahan pangan, ia menyarankan pemerintah daerah untuk menggelar pasar-pasar murah demi menekan inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan makanan. "Pasar murah bisa mengelola ekspektasi masyarakat," ujarnya. 

Bank Indonesia mencatat, Papua Barat mengalami deflasi -0,15 persen pada November 2017 lalu. Sampai akhir 2017, Bank Indonesia memprediksikan tingkat inflasi di Papua Barat akan berada di level 2,9-3,3 persen secara tahunan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement