REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Syariah Mitra Abadi Tbk mencatatkan sahamnya di bursa dengan kode JMAS sehingga menjadi perusahaan asuransi syariah pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur JMA Syariah Ibrahim menjelaskan, Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) dilakukan untuk memenuhi pendanaan di 2018. "Jadi penggunaan dana seluruhnya untuk modal kerja. Ini kita sudah hitung untuk kesiapan kita di 2018, kebetulan kita listing Desember. Jadi awal Januari tahun anggaran 2018, kita bisa manfaatkan efektivitas dana itu," tuturnya kepada wartawan, saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Senin, (18/12).
Ibrahim menyebutkan, total dana yang akan digunakan sebagai modal kerja di tahun depan sekitar Rp 115 miliar. Sebanyak Rp 56 miliar di antaranya didapat dari hasil IPO.
Sebagai anak perusahaan dari Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa, Ibrahim mengaku saat ini jumlah kantor JMAS masih mengikuti induknya. "Artinya, untuk pengembangan kantor, penambahan, dan ekspansi Kospin Jasa, tentunya menjadi kesempatan untuk bisa mengikuti," ujar Ibrahim.
Sampai sekarang, kata dia, Kospin Jasa memiliki 140 kantor yang terfokus di Jawa Tengah. Hanya saja, ada pula satu di Jawa Timur dan beberapa di Lampung serta Bali.
Ibrahim menyebutkan, kini JMAS memiliki 35 agen yang juga terpusat di Jawa Tengah. Meski begitu, para karyawan Kospin Jasa pun diminta untuk menjual produk JMAS.
"Jadi ke depan kami akan rekrut agen sebanyak-sebanyaknya untuk perluas produksi. Hanya saja, untuk sekarang, di mana ada kantor Kospin Jasa, maka kami bisa tawari produk JMA Syariah," ujar Ibrahim.
Hingga November total premi JMAS sebesar Rp 49 miliar. Dengan perolehan laba sekitar Rp 2,8 miliar pada November.