Jumat 15 Dec 2017 17:25 WIB

CIMB Niaga Syariah Salurkan Pembiayaan Infrastruktur Rp 3 T

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Nasabah mencari informasi perbankan syariah di booth Bank CIMB Niaga Syariah, Jakarta, Ahad (19/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Nasabah mencari informasi perbankan syariah di booth Bank CIMB Niaga Syariah, Jakarta, Ahad (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah mulai masuk ke pembiayaan infrastruktur. Sampai September tahun ini, perusahaan sudah menyalurkan pembiayaan ke infrastruktur hingga Rp 3 triliun.

"Ya porsinya kalau dihitung Rp 3 triliun dari Rp 15 triliun (total pembiayaan September 2017 Rp 14,48 triliun). Pembiayaan ke infrastruktur per September sudah sedikit di bawah 20 persen," ujar Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara di Bogor, Jumat (15/12).

Pandji menyebutkan, pembiayaan perusahaan ke infrastruktur meliputi proyek jalan tol, powerplant, dan lainnya. "Dibandingkan tahun lalu, penyaluran ke infrastruktur lebih banyak tahun ini. Pada 2016 kurang lebih Rp 1,5 triliun," tuturnya.

Secara keseluruhan porsi pembiayaan tahun ini, kata dia, sebesar 52,5 persen ke konsumer dan 47,5 persen ke nonkonsumer meliputi korporasi, komersial, serta Small Medium Enterprise (SME). "Kita maunya nanti (porsi) tahun 2020-an naik. Kurang lebih porsi korporasi, komersial, SME (nonkonsumer) menjadi 60 persen dan konsumer 40 persen," ujar Pandji.

Sebagai informasi, total pembiayaan CIMB Niaga Syariah sampai September 2017 sebanyak Rp 14,48 triliun. Sebelumnya pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 7,89 triliun.

Dengan tingkat pembiayaan bermasalah (Nonperforming Financing/NPF) gross pada September sebesar 1,01 persen. Menurun dari periode sama tahun lalu yang mencapai 2,01 persen.

Sementara itu, Direktur Karim Consulting Indonesia Adiwarman A Karim menilai, saat ini masih sulit bagi perbankan syariah untuk menggarap bisnis korporasi. Hal ini karena modal bank syariah masih kecil.

"Modal kita kan kecil, berarti kemampuan untuk membiayai korporasi dan dapat pemain korporasi bagus susah," ujar Adiwarman pada kesempatan serupa. Ia menambahkan, hal itu membuat bank syariah biasanya masuk ke pembiayaan korporasi tier tiga sehingga menyebabkan NPF membengkak.

"Kalau nggak sanggup biaya segmen itu jangan dipaksakan. Itu yang membuat NPF besar," kata Adiwarman. Menurutnya, saat ini baru beberapa bank syariah yang masuk ke bisnis korporasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement