Jumat 15 Dec 2017 16:45 WIB

CIMB Niaga Syariah Targetkan Pembiayaan Rp 16,5 Triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Nasabah mencari informasi perbankan syariah di booth Bank CIMB Niaga Syariah, Jakarta, Ahad (19/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Nasabah mencari informasi perbankan syariah di booth Bank CIMB Niaga Syariah, Jakarta, Ahad (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Unit Usaha Syariah CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan sampai akhir 2017, bisa mencapai Rp 16,5 triliun. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari pembiayaan tahun lalu yang mencapai Rp 8,79 triliun. 

Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, tahun ini fokus bisnis CIMB Niaga Syariah didominasi ke sektor konsumer. Pembiayaan tersebut dengan porsi sebesar 52,5 persen ke konsumer dan 47,5 persen ke nonkonsumer seperti korporasi, komersail, serta Small Medium Enterprise (SME). 
 
"Kita maunya nanti (porsi) tahun 2020-an naik. Kurang lebih porsi korporasi, komersial, SME (nonkonsumer) menjadi 60 persen dan konsumer 40 persen," ujar Pandji kepada wartawan saat ditemui di Bogor, Jumat (15/12). 
 
Pembiayaan tahun depan ditarget harus lebih besar dari 2017. "RBB (Rancangan Bisnis Bank) lagi kita siapin. Target tahun depan kita bisa tumbuh lebih besar di atas pertumbuhan 2017," tuturnya. 
 
Menurutnya, kondisi perbankan syariah pada 2018 tidak akan jauh berbeda dengan tahun ini. "Saya lihat dari sisi pipelines financing-nya. Kalau Pemilu mungkin mungkin yang nanti banyak tumbuh dari sisi konsumer," kata Pandji. 
 
Sementara itu, total pembiayaan CIMB Niaga Syariah sampai September 2017 sebanyak Rp 14,48 triliun. Sebelumnya pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 7,89 triliun. 
 
Kemudian tingkat pembiayaan bermasalah (Nonperforming Financing/NPF) gross pada September sebesar 1,01 persen, menurun dari periode sama tahun lalu yang mencapai 2,01 persen. Pada Agustus 2017, NPF gross sempat turun ke 0,90 persen namun naik lagi pada September. "Penyumbang NPF terbesar dari konsumer terutama mortgage," ungkap Pandji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement