REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membangun sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah gugusan provinsi Kepulauan Bangka - Belitung (Babel).
General Manajer PLN Wilayah Bangka-Belitung Susiana Mutia menjelaskan kepada para wartawan di Belitung, Jumat (15/12), Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik di pulau-pulau kecil tersebut antara Rp 4.000 per Kwh sampai Rp 5.000 per Kwh.
PLTS tersebut akan mempunyai spesifikasi 170 kwp di pulau-pulau kecil. Hal tersebut akan diskemakan penggunaan PLTS pada siang hari dan penggunaan diesel di malam sebab penyesuaian pada energi yang tersedia dan yang terpakai.
Kemudian untuk sejumlah Energi Baru Terbarukan (EBT) lainnya kawasan Bangka dan Belitung akan dikembangkan juga pada pembangkit energi lainnya. Pembangkit EBT tersebut diantaranya Pembangkit Listrik Biogas yang rencananya akan memiliki kapasitas lima mega watt (MW), kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa sekitar empat MW dan di Belitung sendiri akan dikembangkan sebesar lima Mw.
Untuk rasio elektrifikasi di Bangka dan Belitung sendiri saat ini posisinya sudah mencapai 100 persen. Dengan biaya termurah masih pada pembangkit batu bara. Jumlah desa di Bangka-Belitung sejumlah 138 titik dan kesemuanya dilaporkan sudah teraliri listrik.
Selain itu, surplusnya PLN, juga dimaksimalkan untuk mendukung pariwisata Belitung baik melalui kesiapan listrik maupun program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam melaksanakan program CSR, PLN menggandeng segenap pemangku kepentingan terkait antara lain perwakilan dari Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, Ketua Destination Management Organization (DMO), dan para kepala desa serta tokoh masyarakat.
Untuk mendorong pertumbuhan pariwisata, saat ini Belitung memiliki kawasan ekonomi khusus (KEK) di Tanjung Kelayang dan kawasan tata kelola destinasi wisata yang ada di Kecamatan Sijuk dan Tanjungpandan.