REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS turun terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (14/12) atau Jumat (15/12) pagi WIB, karena data inflasi lemah negara itu terus menekan pasar.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Rabu (13/12) bahwa indeks harga konsumen (IHK) inti naik 0,1 persen dalam basis disesuaikan secara musiman pada November dari bulan sebelumnya, dan naik 1,7 persen dari setahun sebelumnya, gagal memenuhi konsensus pasar untuk kenaikan 1,8 persen.
Para analis mengatakan, data inflasi yang lemah mengurangi harapan investor bahwa Federal Reserve AS mungkin menaikkan suku bunga dengan laju yang lebih cepat pada tahun depan. Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,01 persen menjadi 93,418 di akhir perdagangan pada Kamis (14/12).
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1799 dolar AS dari 1,1789 dolar AS, dan poundsterling Inggris naik ke 1,3441 dolar AS dari 1,3368 dolar AS. Dolar Australia meningkat menjadi 0,7676 dolar AS dari 0,7624 dolar AS.
Dolar AS dibeli pada 112,12 yen Jepang, lebih rendah dari 112,83 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9871 franc Swiss dari 0,9865 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2732 dolar Kanada dari 1,2844 dolar Kanada.