REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Federal Reserve AS atau bank sentral AS pada akhir pertemuan kebijakan dua harinya pada Rabu (13/12) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Ini merupakan kenaikan ketiga di tahun ini.
"Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja serta inflasi, Komite (Pasar Terbuka Federal) memutuskan untuk menaikkan target tingkat suku bunga federal fund menjadi 1,25 persen hingga 1,50 persen," kata The Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhir pertemuan kebijakan moneter dua hari.
Pejabat-pejabat bank sentral masih membayangkan kenaikan tiga lagi kenaikan suku bunga pada 2018, tidak berubah dari perkiraan mereka di bulan September, menurut proyeksi kuartalan terbaru yang dirilis pada Rabu (13/12). Para pejabat Fed terus mempertahankan penilaian positif mengenai ekonomi dan pasar kerja secara keseluruhan dan tetap prihatin atas atas angka inflasi yang lemah.
"Informasi yang diterima sejak Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bertemu pada November mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja terus menguat dan aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang solid," kata pernyataan tersebut.
Menurut perkiraan para pejabat, ekonomi AS akan tumbuh 2,5 persen baik pada 2017 maupun pada 2018, lebih tinggi dari perkiraan mereka pada September yang memproyeksikan pertumbuhan 2,4 persen untuk 2017 dan 2,1 persen untuk 2018.
Mengingat pertumbuhan lapangan kerja yang solid baru-baru ini, pejabat-pejabat Fed memperkirakan tingkat pengangguran akan bertahan pada 4,1 persen di akhir 2017, lebih rendah dari perkiraan September sebesar 4,3 persen. Tingkat pengangguran akan turun menjadi 3,9 persen pada 2018.
Namun demikian, ini menunjukkan penurunan indeks inflasi keseluruhan dan inti tahun ini, serta menegaskan kembali bahwa mereka sedang memantau perkembangan inflasi secara cermat. Pejabat-pejabat Fed sedikit merevisi naik perkiraan inflasi mereka pada 2017 menjadi 1,7 persen dari proyeksi September sebesar 1,6 persen.