Rabu 13 Dec 2017 16:36 WIB

Mentan: Indonesia Sudah tidak Perlu Impor Pangan

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nur Aini
Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Foto: Republika/Debbie sutrisno
Menteri Pertanian Amran Sulaiman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam tiga tahun kinerja Kementerian Pertanian dibawah pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Menteri Pertanian Indonesia Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia saat ini sudah bisa swasembada pangan. Bahkan, ia mengklaim Indonesia tahun ini sudah bisa swasembada beras, jagung, bawang merah, dan cabai.

 
"Justru sekarang ini kita sudah swasembada beras. Tinggal 20 hari lagi swasembada jagung, swasembada bawang merah, kemudian cabai. Empat (pangan tersebut) selesai tahun ini," kata Amran kepada wartawan di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (13/12).
 
Untuk itu, saat ini Indonesia tidak lagi memerlukan impor dari negara lain. Harga pangan, khususnya beras, jagung, bawang merah dan cabe, kata Amran, juga sudah normal pada 2017 ini. "Sekarang ini pembedanya adalah harga stabil, tidak ada impor beras, tidak ada impor jagung, bahkan kita ekspor. Bawang merah kita sudah ekspor ke enam negara, kemudian cabai," ujarnya.
 
Amran mengungkapkan, dalam tiga tahun ini, Kementan juga telah menyelesaikan persoalan mengenai irigasi tersier. Menurut Amran, persoalan yang sudah lama belum terselesaikan tersebut, dapat diselesaikan dalam satu setengah tahun.
 
"Kita sudah bekerja tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, menyelesaikan irigasi tersier. Persoalan 25-30 tahun kita selesaikan (dalam) satu tahun setengah. Irigasi tersier kita bangun 3 juta hektare, (tepatnya) hanya satu tahun 2 bulan," tambah Amran.
 
Selain itu, kata Amran, Kementan menyediakan asuransi bagi petani yang lahannya terkena banjir. "Ada lagi yang menarik, kalau (lahan pertanian masyarakat) terpaksa terkena banjir, ada asuransi. (Asuransi tersebut) Pertama dalam sejarah pemerintahan Indonesia. (Sebelumnya) Asuransi pertanian nggak pernah ada," ujarnya.
 
Amran mengatakan, persoalan yang rutin menghantui kekurangan ketersediaan pangan sehingga terjadinya kenaikan harga pangan, khususnya di Indonesia yaitu kekeringan dan banjir. Untuk itu, dalam menyelesaikan persoalan kekeringan, Kementan melakukan pompanisasi dengan menurunkan 40 ribu unit per tahun.
 
"Seperti Bojonegoro, Sungai Bengawan Solo, airnya di pompa. Cimanuk Jawa Barat airnya (juga) dipompa disaat musim kering. Sehingga padinya selamat," kata Amran.
 
Selain itu, Kata Amran, pada musim kering Kementan juga membangun sumur dangkal, sumur dalam, long storage, dan embung. " Embung-embung kita bangun 30 ribu bersama Menteri desa," kata Amran.
 
Sedangkan saat banjir, Amran mengatakan, Kementan juga melakukan pompanisasi. "Kemudian kalau musim banjir, juga pompa bisa digunakan," ujarnya.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement