Selasa 12 Dec 2017 08:59 WIB

IPC Luncurkan Anak Perusahaan Baru di Bidang Investasi

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (IPC) Elvyn G Masassya (kedua kanan) bersiap berfoto bersama dengan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia Investama Randy Pangalila (kiri), Direktur Keuangan IPC & Komisaris Utama PT Pelabuhan Indonesia Investama Iman Rachman (kedua kiri) dan Komisaris IPC Andhi Nirwanto (kanan) pada acara peluncuran PT Pelabuhan Indonesia Investama, di Jakarta, Senin (11/12). PT
Foto: Widodo S Jusuf/Antara
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (IPC) Elvyn G Masassya (kedua kanan) bersiap berfoto bersama dengan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia Investama Randy Pangalila (kiri), Direktur Keuangan IPC & Komisaris Utama PT Pelabuhan Indonesia Investama Iman Rachman (kedua kiri) dan Komisaris IPC Andhi Nirwanto (kanan) pada acara peluncuran PT Pelabuhan Indonesia Investama, di Jakarta, Senin (11/12). PT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) kembali meluncurkan anak perusahaan baru yang bergerak khusus di bidang investasi yakni, PT Pelabuhan Indonesia Investama (PII). Peluncuran anak usaha IPC ke-17 ini diresmikan oleh Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya.

Dalam peresmian tersebut turut hadir jajaran Direksi IPC Group, perwakilan asosiasi, penyedia jasa serta lembaga keuangan dan perbankan, BUMN, serta pengguna jasa IPC.

Sekretaris Perusahaan IPC Shanti Puruhita, mengatakan 99 persen komposisi kepemilikan modal PII merupakan milik IPC dan satu persen milik PT Multi Terminal Indonesia, yang juga merupakan salah satu anak perusahaan IPC. Anak Perusahaan ke-17 dari IPC ini, katanya, akan dinahkodai oleh Randy Pangalila sebagai Direktur Utama, dan Iman Rachman yang juga Direktur Keuangan IPC, yang bertindak sebagai Komisaris Utama PII.

PII memiliki visi menjadi Perusahaan Investasi terkemuka di sektor kepelabuhanan dan pendukungnya, yang bertujuan untuk menciptakan nilai yang maksimal bagi stakeholders melalui standar pengelolaan yang berkelas dunia.

"Hingga 2022, PII diproyeksikan mencapai asset sebesar Rp 11,7 triliun dengan Return on Equity (ROE) sebesar 16 persen," kata Shanti berdasarkan siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (11/12) lalu.

Kehadiran PII yang merupakan perusahaan investasi pertama di Indonesia yang memfokuskan diri pada bisnis kepelabuhanan. Ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan selain untuk mengelola pendanaan pada anak perusahaan eksisting juga untuk mendukung pengembangan bisnis, peningkatan kapasitas, penguatan, pengelolaan risiko dan investasi.

"IPC sebagai korporasi tidak berhenti untuk melakukan pengembangan dan inovasi, pembentukan PII diharapkan dapat menjadi 'vehicle' kerja sama dengan investor strategis dalam rangka ekspansi usaha serta investasi jangka pendek pada pasar sekunder," kata Elvyn.

Dalam waktu dekat, IPC juga melakukan Initial Public Offering (IPO) pada anak usahanya yang bergerak dalam bidang pelayanan kapal, PT Jasa Armada Indonesia (JAI). Sebanyak kurang lebih 30 persen saham dari JAI akan ditawarkan di lantai bursa. Ke depannya pada tahun 2018 dan 2019 terdapat dua lagi anak perusahaan IPC yang juga akan melantai di bursa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement