Selasa 12 Dec 2017 07:11 WIB

Stok Pangan Aman, Penyeleweng Harga akan Ditindak Tegas

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Elba Damhuri
Sembako (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sembako (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menggelar rapat dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Gedung Rupatama, Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (11/12). Rapat bertujuan menyamakan persepsi terkait pengamanan stok dan harga pangan menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Rapat yang juga dihadiri oleh Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Syarkawi Rauf dan Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti itu juga disertai konferensi video dengan para kepala kepolisian daerah dan kepala-kepala dinas terkait di daerah.

Kapolri menjelaskan, campur tangan pemerintah dan lembaga penegak hukum diperlukan untuk menjamin ketersediaan dan menstabilkan harga bahan pokok. Sebab, stok menjelang dan selama Natal dan Tahun Baru kerap terkendala sehingga harga pun mengalami kenaikan. Untuk itu, Polri siap mengawal stok bahan pangan untuk mengamankan posisi menjelang perayaan Natal dan tahun baru.

Tito mengatakan, Polri akan melakukan antisipasi operasi dan tetap mendukung dalam hal penegakan hukum bila terdapat penyelewengan harga. Operasi tersebut, misalnya, operasi beras yang digelar Bulog dengan pengawalan Polri.

"Kemudian juga akan ada pengawasan ketat di semua daerah ada satgas (satuan petugas) pangan Mabes dan satgas pangan tingkat daerah," kata Tito.

Tito mengatakan, potensi macet aliran bahan pangan kerap terjadi dalam proses distribusi. Namun, dia mengklaim, hal ini akan dapat ditekan melalui sejumlah operasi.

Satgas Pangan Polri, menurut Tito, akan melakukan pengawasan selama 24 jam penuh. Sehingga, apabila terdapat anomali harga atau ketidakwajaran harga, satgas pun akan melakukan penyelidikan. Penyelidikan itu dilakukan untuk mengetahui penyebab lonjakan harga tersebut.

"Apakah di suplai atau di distribusi, setelah itu dilakukan penyelesaian agar harganya segera untuk diturunkan," ujar Tito.

Rangkaian ini, menurut dia, merupakan upaya Polri dalam menjaga stabilitas harga sehingga masyarakat merasa nyaman dan pemerintah. Tito mengklaim, upaya ini dilakukan dengan berkaca pada penyelenggaraan Hari Raya Idul Fitri sebelumnya, yang dinilainya berhasil menyelamatkan stok pangan dan mencegah inflasi.

Polri pun berkoordinasi dengan Kementan, Kemenperin, Perum Bulog, dan pemangku tanggung jawab lainnya untuk mencapai hal tersebut. "Ini kami bekerja sama untuk mengulangi kesuksesan itu," kata Tito.

Lebih lanjut, dia mengingatkan Polri mengantisipasi kartel yang melakukan 'permainan' pada stok bahan pangan. Perilaku kartel, lanjut Tito, kerap melakukan penimbunan dan permainan harga. Sehingga, alur distribusi pangan menjadi terhambat. Hal ini berimbas pada inflasi yang membuat masyarakat pun menjadi korban.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim ketersediaan stok bahan pangan. "Yang terpenting tahun ini stok cukup untuk 11 komoditas strategis," katanya.

Secara perinci stok beberapa pangan strategis bulan ini milik pemerintah, yaitu 189,5 ribu ton beras, 9,6 ribu ton daging ayam, 72,3 ribu ton telur ayam, 55,1 ribu ton jagung, 3,5 juta ton minyak goreng, 17,9 ribu ton bawang merah, 12,6 ribu ton cabai rawit, dan 20,3 ribu ton daging sapi.

Kemudian secara perinci stok Bulog untuk pangan, yaitu 413,9 ribu ton gula pasir 29,6 ribu ton jagung, 17 ton daging sapi, 18,6 ribu ton daging kerbau, 42 ton bawang merah, 300 ton bawang putih, dan 1,04 juta liter minyak goreng.

Amran mengklaim, tahun ini pengendalian harga bahan pangan cukup baik karena adanya peran Satuan Tugas Pangan. Harga pangan diklaim stabil, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Ada hal yang membedakan tahun ini, kita menstabilkan harga tanpa impor beras, tanpa impor bawang merah, bahkan kita sudah ekspor ke enam negara, tanpa impor jagung bahkan ekspor. Terakhir adalah cabai segar," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melanjutkan, barang-barang terkait komoditas strategis yang bersentuhan dengan hilir industri, seperti minyak goreng, tepung terigu, dan gula juga dalam kondisi baik.

Secara tidak langsung, stok dalam negeri dikatakan aman. Bahkan, Indonesia telah mengekspor beberapa komoditas tersebut ke negara tetangga.

Stok NTT

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menjamin stok dan pasokan bahan pangan aman. NTT menjadi salah satu provinsi yang mayoritas merayakan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2018.

"Dengan kondisi amannya stok dan pasokan pangan di NTT, kita tetap harus waspada terhadap potensi timbulnya masalah distribusi dan penimbunan," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang, Senin (11/12).

Ia pun meminta Satgas Pangan menindak tegas apabila ada yang melakukan penimbunan barang. Para distributor membuat komitmen kepada pengecer untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi. \"Jangan ada pihak yang memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan banyak dengan menaikkan harga, dan jika diperlukan kita lakukan operasi pasar,\" ujar Frans.

Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Tri Agustin Satriani menyampaikan, setelah memperhitungkan kondisi ketersediaan pangan nasional, pihaknya menjamin stok pangan menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 secara umum aman, bahkan terhitung surplus.

Berdasarkan prognosa persediaan pangan di NTT posisi November 2017, beras mencapai 157.618 ton, 61.293 ton jagung, gula pasir 5.677 ton, telur ayam 942 ton, terigu 4.626 ton, minyak goreng 4.918 ton, dan kedelai 846 ton.

(Arif Satrio, Pengolah: Muhammad Iqbal).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement