Ahad 10 Dec 2017 16:45 WIB

Indonesia Jadi Target Ritel Asing

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Winda Destiana Putri
Perusahaan ritel busana asal Swedia H&M mencari pelaku kreatif yang dapat menciptakan bahan daur ulang yang ramah lingkungan lewat ajang Global Change Award.
Foto: EPA
Perusahaan ritel busana asal Swedia H&M mencari pelaku kreatif yang dapat menciptakan bahan daur ulang yang ramah lingkungan lewat ajang Global Change Award.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dengan jumlah penduduknya yang besar dipandang sebagai pasar potensial oleh para peritel asing. Karena itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut, banyak perusahaan ritel dari luar negeri yang ingin berekspansi di Indonesia. 

"Banyak sekali (yang ingin masuk). Pasar kita itu jadi rebutan," kata dia, saat ditemui wartawan, akhir pekan lalu.

Menurut Enggar, perusahaan ritel yang ingin membangun gerai mereka di Indonesia antara lain bergerak di bidang fesyen serta makanan dan minuman. Di bidang fesyen, misalnya, Enggar menyebut ada satu peritel asal Jepang yang mengajukan izin untuk membangun satu gerai besar yang berdiri sendiri, bukan di dalam pusat perbelanjaan. 

Kendati begitu, Mendag mengaku tidak memberikan izin. Sebab, ia ingin agar peritel menggandeng UMKM lokal untuk menggarap potensi yang ada di Indonesia. 

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menuturkan bahwa Indonesia memang masih menjadi pasar yang menarik bagi peritel asing. Ia memprediksi, akan ada perubahan pola ekspansi yang dilakukan perusahaan ritel dari luar negeri seiring dengan berubahnya pola konsumsi masyarakat Indonesia.

Menurut Shinta, peritel akan cenderung menggarap bisnis makanan dan minuman ketimbang fesyen. "Sekarang lebih banyak konsumsi ke leisure, jadi hubungannya ke makanan, hiburan dan restoran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement