REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Bank Syariah Mandiri (BSM) mulai ikut andil dalam pembiayaan proyek infrastruktur di Indonesia. Namun pembiayaan itu tak dilakukan tanpa perencanaan matang. BSM tetap bergantung dengan pertimbangan dan penilaian dari Bank Mandiri sebelum menyalurkan pembiayaan.
Komisaris Utama BSM Mulya Siregar mengatakan terjunnya BSM ke pembiayaan infrastruktur tak dilakukan secara main-main. Sebab, sebelumnya Bank Mandiri menilai kelayakan dari proyek tersebut. Pihak BSM, kata dia baru menyetujui pembiayaan usai mendapat restu Bank Mandiri
"Kami selalu ikut dengan induk kami (Bank Mandiri), karena induk sudah ada bagian risk management (manajemen resiko) bagus,j adi proyek-proyek infrastruktur biasanya sudah dilakukan seleksi oleh Bank Mandiri. Sinerginya disitu ikut konsorisum jadi aman bagi BSM," katanya pada wartawan di Garut, Jumat (8/12).
Ia menekankan pembiayaan infrastruktur terbilang menjanjikan dan dilakukan dengan selektif. Sehingga lewat proses seleksi proyek yang ketat, menurutnya nasabah tetap menaruh kepercayaan.
"Proyek infrastruktur bukan ngebuang duit kok ini harus menghasilkan return. Dari nasabah tidak ada komplain karena kami beri pembiayaan infrastruktur secara selektif jadi nasabah percaya karena kami enggak main-main," ujarnya.
Di sisi lain, ia memastikan BSM tetap berkontribusi terhadap pembiayaan mikro. Dengan begitu, menurutnya, pembiayaan ke sektor infrastruktur tak mengganggu pembiayaan ritel.
"Proporsi strateginya sementara ini yang kami bilang retail dengan corporate sekitar 65 persen arahnya ke retail, sisanya 35 persen kami bagi lagi ada yang komersial dan betul-betul corporate. Jadi dari situ arahnya ke retail (karena proporsi lebih besar)," tuturnya.