Rabu 06 Dec 2017 22:36 WIB

Gubernur BI Raih Penghargaan Tokoh Ekonomi Syariah Republika

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
 Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir (kedua kiri) memberikan penghargaan Tokoh Syariah kepada Gubernur BI Agus Martowardojo (kedua kanan) saat Anugerah Syariah Republika (ASR) 2017 di Jakarta, Rabu (6/12) malam.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir (kedua kiri) memberikan penghargaan Tokoh Syariah kepada Gubernur BI Agus Martowardojo (kedua kanan) saat Anugerah Syariah Republika (ASR) 2017 di Jakarta, Rabu (6/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo meraih penghargaan sebagai Tokoh Ekonomi Syariah dalam ajang Anugerah Syariah Republika (ASR) 2017 yang digelar di Hotel JW Marriott, kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (6/12) malam. Penghargaan diberikan oleh Komisaris Mahaka Media Boy Thohir.

Agus terlihat mengenakan batik berwarna emas. Dalam sambutannya, Agus menyatakan atas nama pribadi dan institusi Bank Indonesia menyampaikan terima kasih kepada Republika dan dewan juri dari ASR 2017 atas penghargaan tersebut.

"Kami meyakini ini adalah bentuk apresiasi dan refleksi, apresiasi kepada institusi kami dari komitmennya ikut terus mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia," kata pria kelahiran Amsterdam, 24 Januari 1956 tersebut.

Dia menjelaskan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sudah lama dilaksanakan. Dalam amandeman UU Perbankan pada 1998 sudah terdapat komitmen untuk menumbuhkembangkan ekonomi syariah. Komitmen juga terlihat dalam UU No 21 Tahun 2008 yang mengesahkan UU Perbankan Syariah. Kemudian UU Nomor 19 Tahun 2008 mengesahkan UU Surat Berharga Syariah Negara.

"Dan ini adalah bentuk komitmen untuk pengembangan ekonomi syariah di Indonesia ditindaklanjuti seluruh pegiat ekonomi syariah sehingga kita bisa berkembang seperti sekarang ini," imbuh mantan Menteri Keuangan pada Mei 2010-April 2013 tersebut.

Bank Indonesia, lanjutnya, telah memiliki roadmap perbankan syariah yang salah satunya dimotori oleh Muliaman D Hadad yang saat ini menjabat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Penghargaan ASR 2017 yang diberikan Republika memberikan kepada pelaku ekonomi syariah dinilai sebagai satu hal yang membanggakan untuk bisa membawa ekonomi syariah seperti sekarang ini.

Menurut Agus, Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki ruang pengembangan ekonomi syariah yang maish sangat luas. Indonesia dikenal sebagai negara pengimpor produk halal nomor empat terbesar di dunia. Hal itu menjadi potensi ekonomi yang harus diambil oleh bangsa sendiri.

Agus berharap agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pasar untuk masyarakatnya sendiri, serta berkomitmen untuk mengekspor produk-produk halal ke luar negeri. "Indonesia masih terus menjadi pangsa pasar bagi produk-produk halal seperti makanan, kosmetik, obat-obatan, tourism dan fashion. Mari kita bersama berniat mengembangkan ekonomi syariah ke depan," ajaknya.

Bank Indonesia merasa terpanggil bersama lembaga-lembaga terkait seperti Kementerian Keuangan serta Kementerian Agama berniat mengembangkan ekonomi syariah lebih luas dan lebih besar ke depan.

Pemerintah telah membentuk Komite Naisonal Keuangan Syariah (KNKS) dan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Hal itu menunjukkan komitmen kementerian dan lembaga dalam memajukan ekonomi syariah.

Dalam tiga tahun terakhir, Bank Indonesia sudah membangun Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS). Agus melihat inisiatif-inisiatif yang dijalankan DEKS sejalan dengan KNKS.

DEKS mengembangkan tiga pilar utama antara lain pendalaman pasar keuangan syariah, pengembangan ekonomi syariah termasuk di dalamnya mengembangkan halal value chain dan ekonomi pondok pesantren, serta assesment risiko dan edukasi ekonomi syariah. "Dengan ketiga pilar itu diharapkan ke depan kita bisa melihat perkembangan ekonomi syariah lebih baik," harapnya.

Melalui sinergi kementerian/lembaga dan industri syariah, perkembangan ekonomi keuangan syariah akan lebih cepat dengan menjalankan dua pilar. Keduanya yakni sektor keuangan komersial syariah dan sektor keuangan sosial syariah. "Keduanya akan menjadi dasar untuk kita bisa mengembangkan ekonomi syariah lebih baik, lebih terukur dan ekonomi yang akan menjadi pendamping yang baik dari pengembangan ekonomi konvensional," ucapnya.

Di akhir sambutannya, Agus mengajak kepada semua kalangan untuk berkomitmen dalam mengembangkan ekonomi syariah ke dewan. Sehingga akan membawa Indonesia menjadi maju, makmur dan berkeadilan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement