Selasa 05 Dec 2017 09:24 WIB

Darmin Ungkap Kendala Tersendatnya GPN Selama 20 Tahun

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo berjabat tangan dengan Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Anggoro Eko Cahyo (dari kiri) saat peresmian  Gerbang Pembbayaran Nasional (GPN) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo berjabat tangan dengan Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Anggoro Eko Cahyo (dari kiri) saat peresmian Gerbang Pembbayaran Nasional (GPN) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengajak seluruh pihak bersyukur atas peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) oleh Bank Indonesia. Darmin mengaku, GPN telah digagas sejak lebih dari dua dekade lalu. Akan tetapi, baru saat ini program tersebut bisa terwujud.

"Saya ingin mengajak semuanya bersyukur. Ini sudah 20 tahun ini ceritanya," ujar Darmin di Jakarta, Senin (4/12).

Mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut berpendapat, ada beberapa hal yang membuat GPN kerap terkendala. Menurut Darmin, dalam isu-isu yang menyangkut dengan teknologi, regulator kerap tertinggal dibandingkan dengan para pelaku usaha atau industri.

"Begitu para pemain di lapangan, dalam hal ini perbankan masuk, sudah susah mengubahnya. Kenapa? Karena ada kepentingan persaingan," ujar Darmin.

Urusan persaingan tersebut juga menjadi kendala dalam beberapa program pemerintah. Salah satunya, kata Darmin, ada pada penerapan elektronifikasi jalan tol.

Darmin mengapresiasi kehadiran GPN yang dapat meningkatkan interkoneksi perbankan dan menghadirkan efisiensi. Terlebih lagi, beberapa program pemerintah akan bersinggungan dengan layanan perbankan seperti penyaluran subsidi. Darmin mengatakan, seluruh subsidi akan disalurkan melalui mekanisme nontunai baik itu bantuan nontunai atau subsidi pupuk. Selain itu, layanan nontunai akan diterapkan pada pengurusan perizinan usaha maupun perpajakan.

Darmin mengingatkan untuk bisa belajar dari pengalaman mewujudkan GPN. Hal itu terutama untuk menghadapi laju perkembangan ekonomi digital. "Di atas semua itu, kita semua sadar ekonomi digital tidak bisa dihindari. Dia akan datang. Oleh karena itu, kita harus punya konsep lebih dulu supaya jangan kita dipaksa oleh pemain (pelaku usaha). Itu butuh waktu lama untuk membenahinya," ujar Darmin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement