Senin 04 Dec 2017 11:12 WIB

Didorong Sentimen Domestik, Kurs Rupiah Menguat

Red: Nur Aini
Petugas menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank BRI Syariah, Jakarta, Kamis (30/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Petugas menghitung uang rupiah di Banking Hall Bank BRI Syariah, Jakarta, Kamis (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi (4/12), bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp 13.525 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.544 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS, sebagian pelaku pasar uang merespons positif realisasi penerimaan pajak hingga November 2017 yang mencapai 78 persen," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak hingga akhir November 2017 sudah mencapai 78 persen atau sekitar Rp 1.148 triliun dari target dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 1.472 triliun.

Ia mengharapkan realisasi penerimaan pajak pada tahun ini dapat sesuai target sehingga tidak terjadi "short-fall" yang dapat mengganggu belanja negara. Ia mengungkapkan pergerakan dolar AS masih dibayangi sentimen reformasi pajak. Meski senat Amerika Serikat telah meloloskan RUU reformasi pajak akhir pekan lalu, tetapi sebelum disahkan menjadi UU pajak yang baru, senat dan DPR AS masih harus melakukan rekonsiliasi akibat adanya perbedaan RUU kedua belah pihak.

"Pasar tidak menyukai ketidakpastian, kondisi itu membuat laju dolar AS tertahan. Pelaku pasar cenderung 'wait and see' terhadap progress pembahasan pajak," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pelemahan dolar AS relatif terbatas menyusul data klaim awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat yang turun. "Laporan itu menunjukkan ekonomi AS relatif masih baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement