Ahad 03 Dec 2017 02:00 WIB

Kementan Cegah Turunnya Harga Ternak Akibat Erupsi

Penampungan Hewan Ternak Pengungsi. Pengungsi memberi makan hewan ternak di penampungan hewan ternak pengungsi, Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (1/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Penampungan Hewan Ternak Pengungsi. Pengungsi memberi makan hewan ternak di penampungan hewan ternak pengungsi, Rendang, Karangasem, Bali, Jumat (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian terus melakukan pengawasan demi mencegah hewan ternak yang dijual dengan harga murah setelah erupsi Gunung Agung, Karangasem, Bali.

Berdasarkan laporan dari beberapa lokasi kandang penampungan, ada sebanyak 35 ternak yang terjual. Penjualan ternak tersebut bukan karena pemilik panik, namun karena warga memerlukan uang untuk bekal persiapan mengungsi.

"Penjualan ternak yang dilakukan pengungsi juga dikawal petugas pendamping di lapangan dengan harga yang wajar," kata Ketua Satgas PKH, I Ketut Gede Nata Kesume melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/12).

Nata menjelaskan 35 ternak yang dijual tersebut yakni jantan bakalan dan pedet betina. Petugas di lapangan mengawal agar penjualan ternak tidak merugikan pemilik karena harga yang terlalu murah.

Ia memaparkan harga pedet betina per ekor rata-rata Rp 5 juta sampai Rp 6 juta, pedet jantan Rp 6 juta sampai Rp 7 juta dan betina dewasa Rp 8 juta sampai Rp 10 juta per ekor.

Selain itu, sapi jantan dewasa berat 300-350 kilogram dijual dengan harga Rp 40 ribu sampai Rp 41 ribu per kg berat hidup, sedangkan jantan dewasa dengan berat di atas 400 kg seharga Rp 42 ribu sampai Rp 43 ribu per kg berat hidup.

Menurut dia, setelah letusan Gunung Agung, tidak banyak sapi yang dijual karena pengungsi yang kembali saat penurunan status Gunung Agung dari awas menjadi siaga, belum berani membeli sapi lagi selama status belum berubah aman.

Adapun Kementan menegaskan agar para peternak yang berada di lokasi terkena dampak erupsi tidak lagi panik dan khawatir akan keselamatan hewan ternaknya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmita mengatakan Kementan telah menyiapkan 14 titik lokasi penampungan ternak yang aman, serta telah menurunkan Tim Satgas PKH yang bertugas dari sejak ditetapkannya status Gunung Agung awas pada 23 September 2017 hingga turun jadi siaga, kemudian meningkat menjadi awas hingga kini.

Lokasi penampungan tersebar di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Klungkung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli .

"Lokasi penampungan ternak yang kami siapkan ini lebih aman bagi ternak warga daripada berada di kawasan rawan bencana," kata Ketut.

Ia menambahkan di lokasi penampungan disediakan tempat kandang penampungan sementara, penyediaan pakan hijau dan konsentrat, obat-obatan serta pelayanan kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement