REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kecamatan Biduk Biduk, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur saat ini telah beroperasi. SPBU ini merupakan bagian dari Program BBM Satu Harga. Saat ini secara nasional Pertamina sudah merealisasikan 31 titik lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T) di seluruh Indonesia.
Dikutip dari siaran pers PT Pertamina (Persero), sebelumnya warga Biduk Biduk mendapatkan BBM dari pengecer yang membeli dari Agen Premium dan Miyak Solar (APMS) terdekat yang berjarak 80 kilometer (km). Ini menyebabkan harga eceran premium mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per liter.
"Dengan hadirnya SPBU nomor 65.773.003 di Kecamatan Biduk Biduk ini, masyarakat bisa mendapatkan produk Solar dengan harga Rp 5.150 per liter dan Premium Rp 6.450 per liter," ujar keterangan dalam siaran pers Pertamina tersebut.
Sama seperti titik lembaga penyalur lainnya dalam Program BBM satu harga, SPBU ini terletak di daerah yang sulit diakses. Untuk menyuplai SPBU tersebut, Pertamina mengirim BBM dari Jobber Berau yang berjarak 270 km dengan waktu tempuh hingga delapan jam. Sebagian besar medan perjalanan masih berupa tanah membuat perjalanan sulit ditempuh oleh truk tangki Pertamina dan berpotensi terperosok terutama dalam kondisi hujan.
Di wilayah Kalimantan, Pertamina sudah merealisasikan enam dari 15 titik target BBM Satu Harga yaitu (1) Long Apari, Kab. Mahakam (2) Jagoi Babang, Kab. Bengkayang, Kalimantan Barat (3) dan Krayan, Kalimantan Utara, (4) Danau Sembuluh, Kab.Seruyan. (5) SPBU Paloh, Kab. Sambas Kalimantan Barat dan (6) SPBU Biduk Biduk di Kabupaten Berau, Kalimantan Utara.
Mendistribusikan BBM ke titik-titik tersebut bukan merupakan hal mudah. Jalan darat hampir dipastikan memiliki kondisi yang sulit diakses, moda transportasi yang digunakan juga sangat tergantung pada kondisi alam di titik tersebut.
Untuk mendistribusikan BBM ke Long Apari, Kalimantan Timur, distribusi dari Samarinda harus menempuh jalur darat yang memakan waktu lebih dari 10 jam dan BBM tersebut dipindahkan ke kapal motor tank ke Long Bagun dan selanjutnya dipindahkan ke drum berkapasitas 200 liter menggunakan long boat, truk, dan terakhir menggunakan ketinting ke lembaga penyalur di Long Apari.
Di SPBU Kabupaten Seruyan, Kecamatan Danau Sembuluh, suplai didapat dari Terminal BBM Sampit yang berjarak sekitar 200 km dengan kondisi jalan 70 persen masih berupa tanah sehingga harus ditempuh oleh truk tangki selama enam hingga tujuh jam. Pendistribusian BBM di Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat harus ditempuh dengan menaikkan mobil tangka ke kapal fery untuk meyeberangi sungai dan kemudian dilanjutkan dengan jalan tanah yang berlumpur.
BBM satu harga dicanangkan Pemerintah untuk mengupayakan pemerataan biaya di seluruh Indonesia dan sebagai salah satu implementasi Instruksi Presiden (InPres) serta merealisasikan Peraturan Menteri ESDM No.36 Tahun 2016, perihal percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) secara nasional sejak 1 Januari 2017.