REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak global memperpanjang penurunannya pada Rabu (29/11) atau Kamis (30/11) pagi WIB, karena para pedagang mencerna data persediaan minyak mentah Amerika Serikat yang baru dirilis. Persediaan minyak mentah AS turun sebesar 3,4 juta barel pekan lalu menjadi 453,7 juta barel, melebihi ekspektasi pasar, kata Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam laporan mingguannya pada Rabu (29/11).
Namun demikian, menurut EIA, persediaan bensin dan distilat AS pekan lalu meningkat lebih banyak dari yang diantisipasi. Sementara itu, ketidakpastian tentang perpanjangan pengurangan produksi OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) juga memberikan tekanan terhadap pasar, karena anggota-anggota memperdebatkan jalan untuk perpanjangan kesepakatan pemotongan pasokan kelompok tersebut.
OPEC dan produsen-produsen minyak utama lainnya akan bertemu pada 30 November, untuk membahas apakah akan memperpanjang pembatasan produksi minyak mentah saat ini guna menopang harga minyak.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari tahun depan, turun 0,69 dolar AS menjadi menetap di 57,30 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari 2018, turun 0,50 dolar AS menjadi ditutup pada 63,11 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.