Selasa 28 Nov 2017 16:42 WIB

E-Commerce Indonesia Dinilai Belum Siap Masuk Pasar Ekspor

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Belanja daring (Online) lewat ponsel pintar
Foto: VOA
Belanja daring (Online) lewat ponsel pintar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat e-commerce Rama Mamuaya menilai langkah pemerintah yang mulai menyiapkan regulasi ekspor baru untuk e-commerce merupakan suatu inisiatif yang tepat. Pemerintah dinilai harus membukakan pintu agar e-commerce lokal dapat mengembangkan bisnisnya di pasar global.

Hanya saja, Rama menilai, untuk masuk ke pasar internasional tersebut, e-commerce masih perlu banyak belajar. Sebab, menurutnya, kebanyakan perusahaan niaga online belum siap untuk memasuki pasar global karena selama ini mereka terlalu sibuk perang harga di pasar lokal. Sementara, jika memasuki pasar global, e-commerce tidak bisa mengandalkan strategi yang sama.

"Market luar negeri akan berbeda, lebih variatif, terfragmentasi dan akan menghadirkan tantangan baru untuk bisa melihat kebutuhan dan tren pasar global," ujarnya, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (28/11).

Selain itu, kata Rama, e-commerce Indonesia juga masih memiliki masalah pengiriman yang masih lama. Bahkan meski lokasi pengirimannya berada di kota yang sama. Belum lagi persoalan keamanan pengiriman. Dalam hal ini, Rama menyarankan agar pengusaha e-commerce Indonesia belajar dari pemain asing yang sudah lebih dulu sukses.

Kendati masih banyak tantangan yang dihadapi e-commerce lokal, Rama mengatakan, pemerintah tetap harus menyiapkan infrastruktur regulasi yang memungkinkan pelaku usaha di industri ini bisa mendapat pasar baru di luar negeri. "Mungkin banyak yang belum siap, tapi ini bisa menjadi pemicu agar bisnis e-commerce bisa menggeliat kembali."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement