REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Manajemen Uber sedang menginvestigasi sebuah insiden terkait kebocoran data. Upaya investigasi ini pun telah diinformasikan kepada SoftBank, calon investor potensial asal Jepang.
"Hal ini sejalan dengan tugas kami untuk memberikan keterbukaan informasi kepada investor potensial, walau saat itu informasi yang kami miliki merupakan informasi awal yang belum lengkap," ujar manajemen Uber dalam keterangan tertulis yang dikirim kepada Republika.co.id.
Melalui email yang dikirim Falencia C Naoenz, dari FleishmanHillard, PR Konsultan, Uber menjelaskan bahwa
investigasi forensik yang dijalankan masih berlangsung. "Namun, segera setelah penelusuran internal selesai dan kami memiliki pemahaman lebih lengkap terkait fakta yang terjadi, kami memaparkan informasi secara luas baik kepada regulator maupun konsumen kami,” ujar manajemen Uber.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Republika.co.id mewartakan peretasan data pelanggan dan pengemudi Uber Technologies Inc di seluruh dunia selama setahun ini mengancam potensi kerja sama Uber dengan SoftBank Jepang. Uber sedang berusaha melengkapi syarat kerja sama dengan SoftBank Group Corp Jepang yang ingin berinvestasi 10 miliar dolar AS dengan memegang 14 persen saham Uber dari para pemegang saham yang ada.
Baca: Kebocoran Data Pelanggan Ancam Kerja Sama Uber-SoftBank