REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengimbau petani untuk melakukan percepatan tanam. Petani jangan khawatir dengan ancaman banjir karena pemerintah akan mengelola air hujan yang turun ke Bumi Indonesia.
"Imbauan percepatan tanam ini setiap hari (dilakukan), pagi sore, pagi sore, pagi sore," tegas Amran, saat menghadiri Syukur Panen di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Kamis (23/11). Setelah dari tempat itu, menteri juga menghadiri Gerakan Percepatan Tanam diDesa Sumbon, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu.
Ketika disinggung terkait ancaman banjir dengan percepatan tanam itu, Amran menegaskan, tidak ada ancaman tersebut. Dia pun meminta agar jangan selalu bercerita mengenai ancaman. "Kami sudah diskusi dengan gubernur (Jabar), bagaimana mengelola air yang ada. Air hujan yang jatuh ke bumi Indonesia kita kelola dan manfaatkan dengan baik, jangan jadi musibah," tutur Amran.
Amran menjelaskan, dalam diskusi tersebut, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan menyatakan telah merancang pencegahan banjir itu dari hulu ke hilir. Di antaranya dengan reboisasi, normalisasi saluran dan membangun embung, sehingga air selalu tersedia sepanjang tahun dan tidak ada musim kering untuk pertanian.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Desa Sumbon, menteri pertanian juga menyerahkan bantuan kepada para petani. Di antaranya benih padi, traktor roda dua, traktor roda empat, dan mesin pompa.
Amran menyatakan, para petani harus mendapat perhatian dan terpenuhi segala kebutuhan dalam bertani. Pasalnya, parapetani itulah yang memberi makan ratusan juta rakyat Indonesia.
Terkait kebutuhan pupuk, Amran menegaskan, sudah minta kepada dirut perusahaan pupuk di Indonesia agar stok pupuk tersedia 150 persen dari kebutuhan. Dengan demikian, para petani tidakmengalami kekurangan pupuk. "Jadi misalkan kebutuhan pupuk 100 ton, maka harus ada stok 150 ton," kata Amran.
Sementara itu, ketika ditanyakan mengenai manfaat adanya gerakan percepatan tanam, Amran menilainya sangat besar. Menurutnya, para petani semakin meningkatkan indeks pertanaman (IP) mereka. "Dulu di sini IP-nya 1,78, sekarang sudah dua," terang Amran.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Indramayu, Anna Sophanah juga menyampaikan keinginan para petani di Kecamatan Kroya. Yakni soal ketersediaan air yang cukup di musim tanam dan harga gabah yang tidak turun di masa panen.
"Lahan sawah di Indramayu ini terluas di Jabar. Jadi tidak salah kalau Pak Menteri dan Pak Gubernur beri perhatian untuk Indramayu," tukas Anna.
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, yangjuga hadir dalam acara itu mendorong para petani untuk menggunakan teknologi dalam bertani. Selain itu, faktor kualitas hasil pangan juga harus diperhatikan. "Penggunaan teknologi dan sehatnya pangan kita sudah menjadi tuntutan zaman," tandas Heryawan.