REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat perbankan Paul Sutaryono menilai perusahaan induk atau holding untuk BUMN sektor perbankan akan memberikan efisiensi.
"Sudah semestinya holding perbankan ini akan lebih efisien," kata Paul kepada Republika.co.id, Selasa (21/11).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah membentuk perusahaan induk atau holding untuk sektor perbankan. Danareksa akan menjadi perusahaan induk BUMN sektor perbankan yang ditargetkan pada kuartal I 2018 terbentuk.
Paul mengatakan efisiensi akan muncul dari setiap anggota holding. Sebab, masing-masing bank pelat merah yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Tabungan Negara (BTN) akan fokus ke bidang masing-masing.
"Nantinya tingkat efisiensi tampak pada rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) ya setelah holding ini atau biaya operasional dan pendapatan operasionalnya," ujar Paul.
Jika efisiensi terjadi, dia menilai akan ada fasilitas yang bisa dialihkan ke kota-kota terpencil. Selain itu, Paul mengatakan jika holding perbankan terbentuk maka tidak akan muncul ketidakjelasan kepemilikan aset. "Sebenarnya, setelah holding perbankan nanti ada tetap akan jelas. Menurut saya, masing-masing bank masih memiliki aset sendiri," kata Paul.
Paul menilai dengan adanya holding perbankan bukan berarti hanya menguntungkan bank yang saat ini memberikan pinjaman terbesar dibandingkan lainnya. Menurutnya, BRI memberikan kredit terbesar sampai dengan kuartal III tahun ini tetapi bukan berarti bank yang lainnya juga akan mengikuti setelah holding terbentuk.
Begitu juga dengan BTN yang fokus dengan program untuk pinjaman kredit pemilikan rumah. "Ketika kelak BTN tetap fokus ke kredit perumahan itu tidak berarti bank lain tidak boleh memberikan kredit tersebut," kata Paul.