Senin 20 Nov 2017 19:11 WIB

BI Akui tak Mudah Terapkan Transaksi Nontunai

Red: Nur Aini
Karyawan toko mengesekan kartu debit di mesin Electronic Data Capture (EDC) di Jakarta, Selasa (5/9).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Karyawan toko mengesekan kartu debit di mesin Electronic Data Capture (EDC) di Jakarta, Selasa (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak mudah menerapkan transaksi nontunai di kalangan masyarakat mengingat masih banyak yang belum terbiasa dengan sistem tersebut.

"Awalnya memang sulit, sampai saat ini semuanya masih dalam proses," kata Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Pungky W Wibowo di Jakarta, Senin (20/11).

Ia mengatakan untuk membiasakan masyarakat bertransaksi secara nontunai, saat ini pemerintah tidak hanya menerapkan transaksi nontunai untuk transaksi komersial tetapi juga dalam hal penyaluran bantuan pemerintah untuk masyarakat yang membutuhkan melalui bank-bank yang ditunjuk oleh pemerintah.

"Pada dasarnya kami ingin daerah lebih merata untuk transaksi nontunai. Dalam hal ini, bank daerah juga harus digiatkan untuk menerapkan transaksi nontunai, jangan hanya bank-bank pusat yang menerapkan sistem ini," katanya.

Bahkan, dikatakannya, untuk sejumlah daerah yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur salah satunya Papua, BI terus melakukan sosialisasi melalui sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. "Selain sosialisasi kami juga mulai menerapkan transaksi nontunai di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi," katanya.

Pemerhati Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan Indonesia membutuhkan penerapan nontunai karena lebih efisien. "Apalagi urusannya sama uang tunai, misalnya pengurusan perizinan biasanya identik dengan uang di bawah meja. Di situlah sumber korupsi," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong transaksi nontunai di kalangan masyarakat. Bahkan, ia mengklaim transaksi nontunai membuat pelayanan publik menjadi lebih cepat dan akurat. Sebagai contoh, dikatakannya, jika transaksi tunai di tol membutuhkan waktu sekitar 10 detik/kendaraan, jika menggunakan transaksi nontunai cukup dengan waktu 2-3 detik/kendaraan.

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong agar masyarakat bisa segera menyelesaikan KTP elektronik yang sampai saat ini masih ada sebagian masyarakat yang belum memperolehnya. "KTP elektronik ini membuat segala urusan menjadi mudah, jika sampai terlambat maka akan terlambat pula semua program transaksi nontunai yang sudah dicanangkan pemerintah," katanya.

Baca juga: BNI Fokus Perkenalkan Produk Kartu Combo

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement