Senin 20 Nov 2017 14:36 WIB

Wapres JK Ungkap Penyebab Perpecahan Bangsa, Bukan Agama

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, konflik dan perpecahan yang terjadi seringkali bukan dilatarbelakangi oleh perbedaan ideologi atau agama, tetapi karena faktor ekonomi. Hal ini disampaikannya ketika memberikan pembekalan bagi para peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) 21 dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 56 Lemhanas RI.

"Apa sebabnya terjadi perpecahan? Apakah karena kita tidak hafal Pancasila? Saya kira tidak. Hampir semuanya karena masalah ekonomi," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Senin (20/11).

Jusuf Kalla menjelaskan, perpecahan yang terjadi di bangsa ini bukan karena orang tidak hafal Pancasila, akan tetapi terjadinya kesenjangan ekonomi antardaerah dan ketidakadilan sosial. Selain itu, persoalan ekonomi juga dapat menyebabkan jatuhnya pemerintahan suatu negara. Dia menyebut, dua orde yang pernah dialami Indonesia jatuh karena krisis ekonomi.

"Waktu akhir zaman Bung Karno inflasi hampir 100 persen, harga minyak, beras naik. Waktu Orde Baru ke Orde Reformasi juga karena ekonomi, inflasi 75 persen, rupiah menjadi Rp 17 ribu (terhadap dolar AS), banyak orang-orang menganggur," kata Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, stabilitas ekonomi ini menjadi tantangan pemerintah dari zaman ke zaman. Oleh karena itu, dia berpesan kepada seluruh generasi bangsa agar tidak hanya memperkuat pemahaman ideologi Pancasila, namun juga berupaya bersama-sama menciptakan ekonomi yang adil dan makmur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement