Kamis 16 Nov 2017 09:13 WIB

PTPN VII Revitalisasi Dua Pabrik Gula

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nidia Zuraya
Dirut PTPN VII Dolly Pulungan memaparkan persiapan PTPT VII menggarap kawasan wisata Teluk Nipah di Lampung Selatan, Rabu (15/11).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Dirut PTPN VII Dolly Pulungan memaparkan persiapan PTPT VII menggarap kawasan wisata Teluk Nipah di Lampung Selatan, Rabu (15/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII akan melakukan revitalisasi dua pabrik gula (PG) yakni PG Bunga Mayang (Kabupaten Lampung Utara) dan PG Cinta Manis (Kabupaten OKI) dalam waktu dekat. Revitalisasi untuk menambah kapasitan produksi sehingga lebih efektif dan efisien.

Revitalisasi dua PG milik PTPN VII tersebut berbarengan dengan revitalisasi enam PG anak perusahaan Holding PTPN III lainnya yakni PTPN IX, PTPN X, dan PTPN XI. Empat PG direvitalisasi untuk meningkatkan kapasitas gilingnya, sedangkan dua lagi meningkatkan kinerja dan efisiensi proses produksi. Sumber pendanaan berasal dari Penanaman Modal Negara (PNM) dan non-PMN.

"Ya benar, PTPN VII akan merevitalisasi dua pabrik gula. Ini untuk menambah kapasitas produksi agar lebih efektif dan efisien," kata Direktur Utama PTPN VII Dolly P Pulungan di Bandar Lampung, Rabu (15/11).

Menurut dia, dua pabrik gula milik PTPN VII (Cinta Manis dan Bunga Mayang)n yang ada di Lampung dan Sumatra Selatan menjadi tumpuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan gula lokal. Sebab, kebutuhan bahan pokok seperti gula selalu menjadi masalah bila tidak ditingkatkan kapasitas produksinya menuju swasembada gula nasional.

Dolly mengatakan, saat ini PTPN VII ibarat kapal bocor yang masih harus menambal dengan segala upaya mengerahkan potensi perusahaan untuk bisa sehat dan normal kembali. "PTPN VII sedang dalam proses perbaikan melalui Corporate Turnaround Strategy yaitu restrukturisasi keuangan, restrukturisasi organisasi serta melakukan langkah-langkah governance," kata Dolly yang baru menjabat dirut sejak September lalu.

Menurut mantan Dirut PT Garam tersebut, manajemen mereview kembali prosedur-prosedur yang ada dan menegakkan pelaksanaan di lapangan, serta membuka ruang komunikasi dengan stakeholders. Hal tersebut dimaksudkan untuk dapat membangun perusahaan ke arah yang lebih baik. "Insya Allah tahun depan sudah sehat kembali," ujarnya.

Ia optimistis dengan pengalaman di bidang keuangan, mampu mengembalikan kembali perusahaan dari terombang ambing badai menuju perusahaan yang sehat dan normal kembali. "Saya yakin kalau masih bentuknya tanaman (sawit, karet, tebu, dan teh) semua akan kembali sehat dan normal," kata mantan dirut PTPN XI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement