REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Rabu (15/11) atau Kamis (16/11) pagi WIB, setelah laporan menunjukkan peningkatan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat.
Persediaan minyak mentah naik 1,9 juta barel pada pekan yang berakhir 10 November, menjadi 459,0 juta barel, lebih tinggi dari ekspektasi pasar, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (15/11).
Para analis mengatakan, kenaikan cadangan minyak mentah Amerika Serikat dikombinasikan dengan prospek permintaan global yang suram, membuat para investor khawatir tentang kelebihan pasokan global terus berlanjut.
Dalam Laporan Pasar Minyak (Oil Market Report) yang dirilis pada Selasa (14/11), Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyaknya sebesar 100 ribu barel per hari (bph) untuk 2017 dan 2018, menjadi sekitar 1,5 juta barel per hari pada 2017 dan 1,3 juta barel per hari pada 2018.
Lembaga tersebut mengatakan harga yang lebih tinggi dan temperatur awal musim dingin yang relatif ringan, berkontribusi terhadap revisi turun pada perkiraan permintaan global.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 0,37 dolar AS menjadi menetap di 55,33 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, turun 0,34 dolar AS menjadi ditutup pada 61,87 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.