Selasa 14 Nov 2017 14:02 WIB

Lampung Swasembada Jagung Lebih Cepat dari Target

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Seorang petani tengah memanen jagung miliknya (ilustrasi).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Seorang petani tengah memanen jagung miliknya (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus menggenjot produksi jagung untuk mengejar swasembada jagung lebih cepat dari target pada 2018. Saat ini, produksi jagung di Lampung sudah mencapai 2,4 juta ton, atau melebihi produksi tertinggi sebelumnya, 2 juta ton.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan, jumlah produksi jagung pada 2017 tersebut menobatkan Provinsi Lampung mampu berswasembada jagung kembali seperti masa kejayaan jagung Lampung sebelumnya. ''Alhamdulillah, tahun ini kita bisa mengembalikan produksi jagung tertinggi yang pernah dicapai pada tahun 2008," kata Ridho, Selasa (14/11).

Produksi sebesar itu, juga sekaligus membuat Provinsi Lampung bisa mencapai swasembada jagung lebih cepat dari target nasional pada 2018. Kenaikan itu juga membuat Provinsi Lampung juga tetap kokoh di posisi ketiga produsen jagung nasional setelah Jawa Timur produksinya 6,18 juta ton dan Jawa Tengah, 3,51 juta ton. Lampung menyumbang 8,59 persen produksi jagung nasional.

Gubernur mengapresiasi kepada seluruh petani jagung di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan yang selama ini konsisten mendukung program pemprov untuk mewujudkan kembali swasembada jagung dan turut berkontribusi nasional.

Pemprov Lampung telah memprogramkan peningkatan produksi komoditas jagung sejak 2014. Saat itu, produksi jagung asal Lampung dinilai masih terlalu jauh dari kebutuhan lokal dan nasional. Selain itu, Pemprov Lampung mendukung program pusat untuk menghentikan impor jagung.

Menurut Gubernur, tahap demi tahap target itu dikejar lewat berbagai program seperti pembukaan lahan baru dan bantuan benih jagung hibrida. Hasilnya, pada 2016 produksi jagung Lampung naik menjadi 1,5 juta ton dan 1,7 juta ton pada 2017. Kenaikan drastis terjadi pada 2017 menjadi 2,4 juta sekaligus mengembalikan angka tertinggi produksi pada 2008.

Salah satu program pendukungnya yakni fasilitasi pengembangan jagung 189 ribu hektare dan pembukaan lahan baru seperti di Kota Terpadu Mandiri Kabupaten Mesuji. Total luas lahan jagung di seluruh sentra produksi di Lampung telah mencapai 464.712 hektare.

Menurut Gubernur, pemerintah menjamin harga jagung pipilan kering Rp 3.150 per kg dengan kadar air 15 persen. Namun di Lampung, harganya bisa mencapai Rp 3.500 per kg. "Saat harga singkong belum membaik, saya menganjurkan petani beralih ke jagung, karena kebutuhannya masih tinggi dan pemerintah komitmen dengan kebijakan nol impor jagung," katanya.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Ediyanto, kebutuhan jagung untuk memenuhi kebutuhan lima pabrik pakan ternak di Lampung, sekitar 2 juta ton. Kelima produsen pakan ternak tersebut yakni PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT CJ Cheiljedang Feed, PT New Hope Indonesia, dan PT Central Proteina Prima Tbk.

Ia mengatakan, produksi jagung Lampung kini dapat memenuhi kebutuhan seluruh pabrik pakan ternak. Namun tetap meningkatkan produksi mengingat kebutuhan jagung nasional masih tinggi yakni sekitar 27,9 juta ton. Meskipun nanti pemerintah menyatakan Indonesia swasembada pangan, ujar dia, produksi tetap harus dijaga dengan mencari lahan baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement