Senin 13 Nov 2017 18:24 WIB

CNPC dan Pertamina Tanda Tangani MoU Bidang Migas

Pimpinan Pertamina dan CNPC usai penandatanganan MoU keduanya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pimpinan Pertamina dan CNPC usai penandatanganan MoU keduanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Induk perusahaan PetroChina, CNPC (China National Petroleum Corporation) International, menandatangani MoU (Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman) dengan Pertamina Hulu dalam upaya peningkatan kerja sama pengembangan bidang usaha minyak dan gas bumi, baik di Indonesia maupun di mancanegara.

MoU tersebut ditandatangani Presiden CNPC International, Lyu Gongxun, dan Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Denie Tampubolon di Jakarta, akhir pekan lalu. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alams erta Presiden PetroChina International Companies di Indonesia Gong Bencai turut menyaksikan penandatanganan kerja sama tersebut.

Nota Kesepahaman berisi beberapa poin penting dalam upaya peningkatan kerja sama CNPC International dan Pertamina, termasuk kerja sama pengelolaan proyek migas di sektor hulu, baik di Indonesia maupun di wilayah internasional; serta kerja sama di bidang jasa migas, baik di Indonesia maupun di negara lain. CNPC International juga tidak menutup kemungkinan kerja sama di bidang hilir di masa mendatang.

Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini, Lyu juga bertemu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik.

CNPC merupakan perusahaan migas milik Pemerintah Cina yang beroperasi di banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia melalui anak perusahaan PetroChina International Companies di Indonesia. Hingga saat ini, PetroChina memiliki kerja sama dengan Pertamina dalam pengembangan Blok Migas, antara lain Blok Jabung di Jambi, Joint-Operating Body (JOB) Pertamina-PetroChina East Java (PPEJ) di Blok Tuban, dan JOB Pertamina-PetroChina Salawati (PPS) di Blok Kepala Burung (Salawati Island) di Papua Barat.

PetroChina secara resmi memulai kegiatan usaha migasnya di Indonesia pada Juni 2002 setelah mengakuisisi seluruh aset perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat, Devon Energy Companies.

Selama 15 tahun beroperasi di Indonesia, PetroChina terlibat dalam sembilan blok migas dan hingga kini mampu mempertahankan rata-rata produksi migas pada level 80 ribu barel setara minyak per hari. Bahkan, tahun 2016 produksi migas PetroChina berhasil melewati angka 80 ribu barel setara minyak per hari.

Di bawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas, PetroChina merupakan operator Blok Jabung dan Blok Bangko di Jambi. PetroChina juga merupakan operator Blok South Jambi “B” melalui bentuk Kerja Sama Operasi dengan Pertamina. Di Blok Selat Panjang (Riau) dan Blok Kepala Burung (Salawati Basin) di Papua Barat, PetroChina merupakan mitra non-operator.

sumber : Siaran Pers
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement