Jumat 10 Nov 2017 21:41 WIB

PLN Wujudkan Impian Para Veteran

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Hiru Muhammad
Simplisio Da Costa (tengah), warga Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, secara simbolis menerima bantuan bedah rumah dari Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka (kedua dari kanan), di Jakarta, Jumat (10/11).
Foto: dok PLN
Simplisio Da Costa (tengah), warga Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, secara simbolis menerima bantuan bedah rumah dari Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka (kedua dari kanan), di Jakarta, Jumat (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -– PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mewujudkan mimpi bagi para anggota veteran. Salah satunya mempertemukan mereka dengan Presiden Joko Widodo, Jumat (10/11).

“Saya seperti mimpi bisa bertemu dengan Bapak Presiden. Orang tentu susah sekali kan bertemu dengan pemimpin negara? Tapi, dengan bantuan PLN saya bisa bersalaman dengan Presiden,” ungkap Simplisio Da Costa, anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), kepada Republika.

Simplisio adalah salah satu dari beberapa anggota LVRI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bertemu Presiden Jokowi secara langsung pada Jumat pagi. “Memang Pak Presiden tidak banyak bicara karena beliau sangat sibuk. Setelah acara dengan kami, Presiden langsung terbang ke luar negeri,” ujar Simplisio, warga Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT.

Mimpi lain yang jadi kenyataan, Simplisio telah mendapatkan rumah baru berukuran 6 x 6 meter persegi di kampungnya. PLN membongkar rumah lamanya dan menyulapnya menjadi rumah baru.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka, menyatakan pihaknya sengaja membawa Simplisio ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Jokowi. “Ini tentu sebagai apresiasi kami bagi mereka para pejuang veteran yang telah berjuang demi Tanah Air Indonesia,” ungkap Suprateka kepada Republika.

Sebelumnya, jelas Suprateka, PLN juga telah membantu melakukan bedah rumah para veteran di NTT. Bedah rumah dilakukan sejak Agustus lalu untuk 17 rumah, yaitu tiga unit Kabupaten Kupang dan 14 di Kabupaten Belu. Untuk merombak rumah menjadi baru, PLN menganggarkan biaya Rp 70 juta per rumah.

 Saat ini, PLN bekerja sama dengan Kementerian BUMN sedang mencari solusi agar bisa terus membantu para veteran, termasuk di wilayah NTT. PLN juga mengajak BUMN-BUMN lain untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka. “Jadi, kita tidak berhenti hanya memperbaiki rumah. Mungkin juga perlu membantu di bidang kesehatan atau penghidupan mereka,” ujar Suprateka.

 Nuno Da Costa, anak Simplisio, mengaku turut bergembira ayahnya bisa bertemu Presiden dan mendapatkan rumah baru. Yang lebih menggembirakan lagi, PLN juga melengkapi rumah baru tersebut dengan lemari, tempat tidur, dan sofa baru.

 Meski demikian, Nuno menitip pesan agar pemerintah membantu menyelesaikan status kepemilikan tanah ayahnya. Menurut dia, saat ini tanah bagi para veteran di desanya, termasuk tanah ayahnya, belum hak milik. “Masih tanah negara. Mohon kami dibantu agar status tanah ini jelas. Kalau bisa menjadi milik kami, milik ayah kami dan veteran lainnya,” kata Nuno. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement