REPUBLIKA.CO.ID,Jakarta -- Jajaran direksi dari PT Pembangunan Jaya Ancol mengadakan kunjungan ke Kantor Republika, Jumat (10/11) sore. Kunjungan ini diadakan dalam rangka mempererat silaturahmi antara kedua belah pihak.
Melalui kunjungan ini, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Paul Tehusijarana menjelaskan berbagai perkembangan yang ada di Ancol sejak awal berdirinya sampai sekarang. Saat ini, Ancol sedang melakukan banyak pengembangan.
Salah satunya adalah menjadikan Pantai Ancol menjadi standar internasional. "Kami diminta untuk mengangkat Ancol menjadi standar internasional. Ini hal yang sangat bisa kami lakukan," ungkap Paul.
Paul juga menambahkan, selain pantai internasional masih banyak proyek yang sedang dikembangkan pihaknya. Yaitu perbaikan Pasar Seni menjadi lebih banyak unsur Betawi dan merombak Pulau Bidadari menjadi bernuansa Betawi tahun 1950-an.
"Karena Ancol punya utang pada masyarakat Betawi. Perusahaan ada di Betawi, dimiliki Pemprov, makanya kami ingin mengembangkan budaya Betawi di Ancol," kata Paul.
Selain penambahan unsur Betawi di beberapa bagian Taman Impian Jaya Ancol, wahana di Dunia Fantasi juga akan diperbaiki. Antara lain adalah memperbaiki wahana Perang Bintang dan menambah Galactica yang rencananya akan selesai akhir 2017. Penambahan fasilitas juga akan dilakukan di Seaworld dan Jelly Fish Tank.
PT Pembangunan Jaya Ancol, selain menyediakan hiburan ternyata juga membawa manfaat sekitarnya. Antara lain adalah melalui program CSR, serta program peduli lingkungan.
"Ancol juga mengelola sampah yang masuk di Ancol karena jumlahnya tidak sedikit. Karena itu, sebagian sampah jadi kompos, kemudian kami pakai sendiri. Sementara yang plastik dijual. Ke depannya, kami mau coba dengan bank sampah. Atau pola-pola lain yang mengedukasi pengunjung untuk menjaga kebersihan," kata Paul.
Paul juga menambahkan, PT Pembangunan Jaya Ancol sedang menyusun sebuah proyek besar di atas pulau hasil reklamasi, tepatnya Pulau K dan L. Nantinya, akan dibangun wahana-wahana baru yang berstandar internasional. Tujuannya, masyarakat Indonesia tidak perlu pergi ke luar negeri untuk menikmati wahana tersebut.
"Saat ini kami baru bangun tanggul. Kalau lancar dan tidak ada halangan, akan selesai sekitar lima tahun," ungkap Paul.