Kamis 09 Nov 2017 19:20 WIB

Pembiayaan Infrastruktur Mandiri Syariah Melonjak

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Aktivitas perbankan di Bank Syariah Mandiri KC Jakarta Thamrin, Jumat (3/11). Perbankan syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dobel digit sampai akhir 2017. Sementata proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit di kisaran 8-10 persen.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Aktivitas perbankan di Bank Syariah Mandiri KC Jakarta Thamrin, Jumat (3/11). Perbankan syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dobel digit sampai akhir 2017. Sementata proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit di kisaran 8-10 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan Bank Mandiri Syariah pada kuartal tiga 2017 ini ditopang sektor infrastruktur. Secara segmentasi, Bank Mandiri Syariah tetap mempertahankan portofolio di segmen UKM dan mikro.

Direktur Pemulihan dan Risiko Pembiayaan Mandiri Syariah Choirul Anwar menjelaskan pertumbuhan pembiayaan Mandiri Syariah sampai kuartal tiga 2017 sebesar 10,28 persen secara tahunan (yoy). Hal tersebut ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan ritel sebesar 9,59 persen secara tahunan dari Rp 30,35 triliun menjadi Rp 33,26 triliun. Begitu pula segmen wholesale (korporasi dan komersial) yang tumbuh 11,20 perses yoy menjadi Rp 25,45 triliun dari semula Rp 22,89 triliun.
 
''Sampai September 2017 pembiayaan ke sektor infrastruktur mencapai Rp 5,56 triliun, tumbuh 65 persen dibanding September 2016 yang sebesar Rp 3,38 triliun,'' ungkap Choirul melalui keterangan tertulis, Kamis (9/11).
 
Bank Mandiri Syariah tetap menjaga portofolio pembiayaan segmen UKM tersebut sesuai ketentuan OJK sebesar 23 persen. Untuk penumbuhan usaha mikro, Mandiri Syariah akan bekerja sama dengan beberapa lembaga termasuk melalui program perbankan digital di Tokopedia.
 
Peningkatan pembiayaan berdampak pada pertumbuhan margin bagi hasil bersih sebesar Rp 544 miliar atau tumbuh 18,77 persen yoy menjadi Rp 3,44 triliun. Dengan perkembangan yang sangat positif tersebut, kata Choirul, laba operasional Mandiri Syariah meningkat tumbuh 46,81 persen menjadi Rp 1,68 triliun. Laba bersih yang dapat dihimpun sebesar R p261 miliar, tumbuh 6,04 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
Tingkat kecukupan modal (CAR) Mandiri Syariah mencapai 14,92 persen per September 2017 dari 13,50 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio efisiensi biaya (CER) Mandiri Syariah berada di level 53,45 persen.
 
Mandiri Syariah juga turut berkontribusi terhadap masyarakat di sekitar kantor cabang melalui program Mengalirkan Berkah dalam bentuk renovasi tempat ibadah, tempat pendidikan dan beasiswa kepada siswa dhuafa. Hingga September 2017, sudah 300 kantor cabang menyalurkan bantuan tersebut dengan nilai sekitar Rp 15 miliar.
Program tersebut di luar zakat perseroan yang dikeluarkan sebesar 2,5 persen dari laba perusahaan.
 
Mandiri Syariah akan terus mempertajam target segmen, memperbaiki bisnis model dan penyempurnaan kualitas layanan. ''Kami juga bersyukur dapat bersinergi dengan induk perusahaan di dalam penetrasi pasar,'' ungkap Choirul.
 
Mandiri Syariah juga berharap dapat meningkatkan imbal jasa (fee-based income) dari transaksi dan kanal elektronik baik melalui ATM, sistem manajemen kas, layanan perbankan berbasis internet, dan layanan perbankan berbasis aplikasi gawai. Hingga September 2017 transaksi melalui kana elektronik mencapai 55,19 juta transaksi, naik dari 52,28 juta transaksi.
 
Saat ini, Mandiri Syariah mulai masuk ke bisnis daring melalui kerjasama dengan Tokopedia dan BukaLapak dalam bentuk fasilitas transaksi dan penawaran pembiayaan. Untuk itu, Mandiri Syariah akan terus bertransformasi, termasuk membuka sinergi dengan perusahaan atau kanal jual beli daring yang memiliki reputasi baik di masyarakat.
 
''Kami memang harus bersiap menghadapi perubahan masyarakat dan budaya termasuk pada jasa keuangan,'' ungkap Choirul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement