Kamis 09 Nov 2017 13:45 WIB

Lahan Cabai 300 Hektare Hilang karena Bandara Kulon Progo

Red: Nur Aini
Masterplan Bandara Internasional di Kulonprogo
Foto: yogyayes
Masterplan Bandara Internasional di Kulonprogo

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat lahan tanaman cabai seluas 300 hektare dengan produksi sekitar 2.700 ton per tahun di Kecamatan Temon hilang karena digunakan untuk pembangunan New Yogyakarta International Airport.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Eko Purwanto mengatakan produksi cabai di Kulon Progo mencapai 19 ribu ton per tahun, 20 persennya disumbang dari wilayah Kecamatan Temon.

"Di Kecamatan Temon, luas lahan pertanian yang alih fungsi lahan seluas 800 hektare, 300 hektare merupakan lahan hortikultura dengan komoditas cabai," katanya di Kulon Progo, Kamis (9/11).

Ia mengatakan produktivitas tanaman cabai di Kecamatan Temon mencapai sembilan ton per hektare. Artinya, dengan luas lahan hortikultura seluas 300 haktare, dan produktivitas produksi sembilan ton per hektare, maka Kulon Progo kehilangan produksi cabai sekitar 2.700 ton per tahun.

"Mulai tahun ini, Kabupaten Kulon Progo kehilangan produksi cabai 2.700 ton per tahun karena pembangunan bandara," kata Eko.

Dia mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas kehilangan potensi produksi cabai setiap tahun. Bandara merupakan program nasional, dan untuk kepentingan umum. "Kami tidak bisa berbuat banyak, kami mencari lokasi lain dengan pemanfaatkan lahan marginal supaya ditanami cabai," katanya.

Kepala Seksi Produksi Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Agus Purwoko mengatakan saat ini, lahan hortikultura untuk komoditas cabai mulai berkembang di Kecamatan Nanggulan, Kalibawang, Lendah, dan Girimulyo. Dari sisi luas tanam, mampu mengganti luas lahan seluas 300 hektare yang hilang karena terdampak bandara. Namun, produktivitas tanaman cabai di wilayah itu belum setinggi di Kecamatan Temon.

"Petani di Kecamatan Nanggulan, Kalibawang, Lendah dan Girimulyo mulai menanam cabai. Namun produktivitas masih rendah. Petani yang menanam cabai di wilayah itu masih pemula, jadi produksinya belum maksimal," kata Agus

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement