REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CIMB Niaga Syariah berupaya menjaga pertumbuhan aset tetap baik di 2018. Apalagi, aset yang terlalu kecil akan menyulitkan UUS saat memisahkan diri dari induk (spin off).
Head of Syariah Business Banking CIMB Niaga Rusdi Dahardin mengatakan, pertumbuhan CIMB Niaga Syariah tetap baik. Strategi pun tidak berubah dari sebelumnya sebab yang penting adalah dieksekusi.
Lini bisnis juga masih pada konsumer, korporasi, dan komersial. ''Masih tetap jaga pertumbuhan aset. Kalau kecil kan tidak bagus,'' kata Rusdi usai papara proyeksi perbankan syariah oleh Karim Consulting Indonesia di Komplek Taman Ismail Marzuki, Rabu (8/11).
Pada 2018 rencanannya CIMB Niaga Syariah akan punya produk pembiayaan perdagangan yang bisa untuk korporasi maupun UKM.
Karim Consilting Indonesia (KCI) memproyeksikan, UUS CIMB Niaga (CIMN Niaga Syariah) masih akan diuntungkan dengan pemanfaatan bersama fasilitas induk. Dengan begitu, belanja operasional CIMN Niaga Syariah jadi rendah sehingga lebih efisien dan membantu menopang profitabilitas. KCI memprediksi, aset CIMB Niaga syariah akan tumbuh mencapai Rp 23,57 triliun pada 2018.