Rabu 08 Nov 2017 17:07 WIB

BI Kampanyekan Cinta Rupiah kepada Masyarakat Yogya

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Budi Raharjo
Petugas menata uang kertas rupiah di ruang penyimpanan uang
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Petugas menata uang kertas rupiah di ruang penyimpanan uang

REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Rupiah merupakan mata uang resmi yang digunakan oleh Indonesia untuk melakukan transaksi ekonomi. Bagi masyarakat yang tinggal dalam wilayah Indonesia, rupiah sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Rupiah juga merupakan salah satu lambang kedaulatan untuk Republik Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Budi Hanoto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, dalam acara Bank Indonesia (BI) Goes to Campus pada Selasa (7/11) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kegiatan yang diselenggarakan oleh BI bekerja sama dengan salah satu stasiun televisi swasta ini mengusung tema Cinta Rupiah.

Ada beberapa kasus di daerah-daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) bahwa warga setempat menggunakan mata uang asing untuk transaksi sehari-harinya, ini merupakan hal yang sangat disayangkan. Karena ada beberapa wilayah yang dulunya menjadi bagian dari Indonesia kemudian harus diambil oleh negara lain disebabkan Mahkamah Internasional menganggap masyarakat setempat lebih condong menggunakan mata uang asing ketimbang rupiah. "Seharusnya rupiah menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Budi.

Budi melanjutkan penggunaan rupiah dalam transaksi ekonomi di Indonesia merupakan sebuah bentuk bela negara. Karena membela negara tidak semata-mata identik dengan mengangkat senjata. Menggunakan rupiah untuk transaksi ekonomi juga merupakan bela negara, dan ini dapat dilakukan oleh setiap kalangan masyarakat di Indonesia. Karena itu kita harus mencintai rupiah," ungkap Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement