Selasa 07 Nov 2017 02:03 WIB

Produksi Pertanian Indonesia Dinilai Masih Lemah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan di Kampung Petir, Warunggunung, Lebak, Banten. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Petani memanen padi gogo di sawah tadah hujan di Kampung Petir, Warunggunung, Lebak, Banten. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar pertanian dari Universitas Padjajaran (Unpad) Tualar Simarmata menyampaikan produksi hasil pertanian di Tanah Air masih lemah dan perlu ditingkatkan. Seiring pertambahan penduduk, maka kebutuhan produk pertanian pun terus meningkat.

Hal ini didukung dengan kekayaan sumber daya alam di Indonesia yang jika diolah dapat mendorong tercapainya kembali lumbung pangan. Menurut Tualar, sebanyak 16,5 hektare lahan potensial untuk perluasan areal pertanian pangan dapat dimanfaatkan untuk mengejar target lumbung pangan.

"Luas lahan sawah baku 8,1 juta hektare dengan luas panen 15,16 juta hektare, potensial menjadi 24,3 juta hektare luas panen, " kata dia dalam diskusi buku tiga tahun pemerintahan Jokowi Wujud Kerja Nyata di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (6/11).

Untuk mencapai lumbung pangan, pemerintah juga perlu mengakselerasi transformasi teknologi dari berbasis sumber daya alam ke teknologi berbasis inovasi. Sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk perkebunan dan meningkatkan daya saing serta produktivitas.

Selain itu, pemerintah juga dinilai perlu mempercepat pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur seperti waduk,bendungan, embung, serta jaringan irigasi. Dengan langkah tersebut diharapkan impor pangan pun dapat dikurangi.

Menurutnya, pemerintah seharusnyajuga mulai menghentikan ekspor bahan baku tanpa diolah terlebih dahulu sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement