Ahad 05 Nov 2017 09:06 WIB

Trump Ingin Perusahaan Migas Saudi Jual Saham di AS

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Elba Damhuri
Salah satu pengeboran minyak milik Saudi Aramco.
Foto: NET
Salah satu pengeboran minyak milik Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden AS Donald Trump menyampaikan keinginannya agar BUMN perminyakan Arab Saudi, Saudi Aramco, untuk mencatatkan saham yang mereka lepas melalui penawaran saham perdana ke publik (IPO) di bursa AS. IPO tersebut akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian AS terutama di pasar finansial.

''Kami akan sangat mengapresiasi bila Arab Saudi melakukan IPO Aramco di Bursa Efek New York. Ini penting bagi AS,'' demikian cuitan Trump seperti dikutip BBC, Ahad (5/11).

Cuitan Trump ini ia lakukan di awal perjalanan dinas 11 hari menuju Jepang, Korea Selatan, Cina, Vietnam, dan Filipina. Aramco menjadi salah satu perusahaan migas terbesar di dunia dan penjualan sahamnya ini bisa menjadi pelepasan dengan nilai terbesar.

Inggris juga tak mau kalah. Perdana Menteri Inggris Theresa May bersama CEO Bursa Efek London Xavier Rolet bahkan sudah bertemu bos Aramco awal 2017 ini. Dalam kunjungan kerja ke Arab Saudi pada April lalu, May sempat bicara dengan Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid Al-Falih.

Otoritas Pasar Keuangan Inggris (FCA) juga sudah membahas kemungkinan kategori pencatatan di bursa yakni kelompok BUMN bila mereka hendak mencatatkan saham di Bursa Efek London. Langkah FCA sendiri kemudian dipertanyakan motifnya. FCA kemudian menegaskan, diskusi mereka dengan Aramco tidak akan melonggarkan perlindungan terhadap investor.

Aramco sendiri berencana mencatatakan saham mereka di bursa lokal dan internasional antara New York atau London. IPO Aramco adalah bagian rencana jangka panjang Saudi mendiversifikasi ekonominya. Pemerintah Saudi berencana melepas lima persen saham Aramco senilai 100 miliar dolar AS di akhir 2018. Meski hanya lima persen, IPO Aramco akan jadi yang terbesar di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement