Sabtu 04 Nov 2017 10:33 WIB

Alibaba Incar Transaksi Online Asia Tenggara Rp 877,5 T

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma.
Foto: AP
Pendiri perusahaan Alibaba, Jack Ma.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menjejakan bisnisnya di zona perdagangan bebas digital di Malaysia, Alibaba mengincar pasar Asia Tenggara.

Bersama pemerintah Malaysia, Alibaba akan menangani transaksi perdagangan digital senilai 65 miliar dolar AS atau sekitar Rp 877,5 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS, red) dan membuka 60 ribu lapangan kerja hingga 2025. Tujuannya adalah agar produk UKM bisa dipasarkan lebih luas laiknya perusahaan besar dan mendorong ekspor.

Dalam peresmian zona perdagangan bebas digital di Malaysia, pendiri Alibaba, Jack Ma memuji langkah pemerintah Malaysia untuk mendorong UKM dan para pengusaha muda lebih berdaya saing. ''Kesempatan ini bukan cuma untuk Malaysia, tapi UKM dan pengusaha muda di Asia,'' kata Ma seperti dikutip Techinasia, Jumat (3/11).

Bersama bos Alibaba membuka zona tersebut, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, peluncuran zona ini menandai kemajuan visi transformasi ekonomi Malaysia. ''Hal ini juga menjadi langkah maju menjadi penyedia sumber daya kebutuhan Asia,'' kata Najib.

Zona perdagangan bebas digital ini akan secara langsung memberi manfaat bagi kanal jual beli daring terbesar Asia Tenggara milik Alibaba, Lazada. Lazada sendiri sudah menjaring konsumen di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Ma akan mendapat 'bonus' dari zona perdagangan bebas digital ini yakni peningkatan perdagangan dengan Cina. Para pedagang yang diampu di kanal jual beli daring milik Alibaba seperti Taobao dan Tmall dapat menjual lebih banyak produknya ke Malaysia dan Asia Tenggara.

Bersamaan dengan pembukaan zona perdagangan bebas digital itu, Malaysia juga mulai membangun pusat logistik perdagangan yang digarap Malaysia Airports bersama sayap bisnis Alibaba, Cainiao. Akan beroperasi mulai 2019, pusat logistik ini didesain untuk menjadi pusat penyimpanan satu atap lengkap dengan opersional gudang dan pabeanan.

''Kami yakin Malaysia adalah tempat ideal untuk menjangkau ASEAN,'' kata CEO Alibaba, Daniel Zhang awal 2017 lalu.

Di sisi lain, Malaysia juga yakin ekspor yang lebih mudah dan pusat logistik yang lebih efisien akan berdapak positif bagi ekonomi mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement