Kamis 02 Nov 2017 08:51 WIB

Bank Sentral AS Tunda Kenaikan Suku Bunga

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Elba Damhuri
Bank Sentral Amerika. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Bank Sentral Amerika. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve (the Fed), memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga meski pertumbuhan ekonomi AS tetap solid pascabencana alam. Penundaan kenaikan suku bunga ini sudah banyak diprediksi.

Tahun ini saja, The Fed sudah dua kali menaikkan suku bunga seiring pemulihan ekonomi AS. Namun, para analis memprediksi kenaikan suku bunga akan the Fed lakukan pada Desember mendatang.

''Ketidakpastian dampak ekonomi akibat badai sudah terjawab. Saat ini the Fed melihat penguatan ekonomi AS,'' kata kepala analis keuangan Bankrate.com, Greg McBride, seperti dikutip BBC, Rabu (1/11).

Menurut McBride, pemulihan ekonomi AS tidak juga menjadi alasan the Fed menaikkan suku bunga. Ia mengaku itu akan sangat mengherankan.

Pertumbuhan ekonomi AS sendiri mencapai tiga persen di kuartal tiga 2017. Posisi itu merupakan yang salah satu yang terbaik sejak 2014.

Di sisi lain, para ekonom bertanya-tanya soal inflasi AS yang tidak tumbuh cepat. Karena itu, sebagian ekonom melihat kondisi saat ini tidak menjamin The Fed akan menaikkan suku bunga.

The Fed ingin inflasi di kisaran dua persen. Namun estimasi terakhir menyatakan tingkat inflasi sekitar 1,3 persen. The Fed ingin inflasi bergerak mendekati target mereka dalam jangka menengah.

Rapat The Fed berjalan sehari sebelum Presiden AS Donald Trump mengumunkan rencana penunjukkan gubernur baru The Fed. Trump berencana mengganti Janet Yellen yang masa tugasnya akan berakhir pada Februari mendatang dengan anggota dewan gubernur The Fed Jerome Powell. Meski begitu, Trump menampik hal itu dengan menyebut kinerja Yellen sangat bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement