REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertempat di Centennial Tower, Gatot Subroto Jakarta Selatan, Senin (29/10) pagelaran ICO World Tour : 'What Investor Should Know' resmi diselenggarakan dengan menghadirkan sejumlah tokoh antara lain Sebastian Quinn (Blockchain Global, NYC), Pavel Bains (CEO Bluzelle, Singapore), Gregory Van Den Berg (CEO MiCai, Beijing), Hope Liu (CEO Eximchain, Singapore), dan Steven Suhadi (Co FounderBlocktech, Indonesia).
Blocktech yang merupakan perusahaan teknologi Blockchain terkemuka di Indonesia itu mencoba memperkenalkan apa itu Blockchain dan Innitial Coin Offerings (ICO). Dalam keterangan persnya, Co Founder Blocktech, Steven Suhadi, menyampaikan pada tahun 2017 ini, sejumlah perusahaan dan start up telah menghimpun sebanyak 1,4 miliar dolar AS via ICO.
Pada kesempatan tersebut, Blocktech juga memperkenalkan Sebastian Quinn Watson sebagai mitra strategis bersama sejumlah mitra dari Indonesia, Australia, Kanada, dan Korea Selatan. Hingga saat ini, Sebastian bersama tim telah berhasil mengumpulkan lebih dari 310 juta dolar AS dalam penjualan token ICO tahun ini.
“Melalui forum ICO World Tour ini, Blocktech bertujuan membantu industri Blockchain and Cryptocunency Indonesia mencapai standar global," kata Steven.
Bitcoin dan mata uang lainnya dibangun di atas teknologi yang dinamakan Blockchain. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa teknologi Blockchain dapat digunakan untuk kegunaan yang lain, seperti Pavel Bains (CEO Bluezelle, Singapore) yang mengemukakan bagaimana perusahaannya menggunakan Blockchain untuk membangun database yang terdesentralisasi.
Lebih lanjut, Hope Liu (CEO Exchimchaim, Singapore) memaparkan fungsidari Blockchain yang digunakan oleh perusahaannya untuk mengembangkan industri rantai pasokan. Tidak hanya sampai di situ, Blockchain juga digunakan oleh Gregory Van Den Berg (CEO MiCai, Beijing) untuk mempermudah pemenuhan regulasi dalam bidang wealth management.