Rabu 01 Nov 2017 14:35 WIB

BKPM: Peningkatan Peringkat EODB Bantu Galang Investasi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong meyakini peningkatan peringkat kemudahan berusaha atau ease of doing business (EoDB) Indonesia akan membantu upaya menggalang investasi.

"Peningkatan EoDB akan sangat membantu menggalang PMA (penanaman modal asing) dan PMDN (penanaman modal dalam negeri). Ini bagian dari pengakuan dunia bahwa Indonesia serius mengenai reformasi perekonomian," kata Thomas dalam jumpa pers di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (1/11).

Dalam laporan tahunan 'Doing Business 2018' yang dirilis oleh Bank Dunia, peringkat kemudahan berusaha Indonesia di 2018 secara keseluruhan naik 19 peringkat menjadi posisi 72 dari 190 negara yang disurvei. Pada EoDB 2017, posisi Indonesia juga meningkat 15 peringkat dari 106 menjadi 91. Tercatat dalam dua tahun terakhir posisi Indonesia telah naik 34 peringkat.

Thomas mengatakan peningkatan peringkat EoDB konsisten dengan pemeringkatan lainnya, seperti dari Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) dan Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD) yang meningkatkan peringkat Indonesia sebagai destinasi investasi.

Ia juga mengingatkan bahwa persaingan dengan negara-negara pesaing utama Indonesia terkait upaya menarik investasi akan semakin sengit. Peringkat kemudahan berusaha Indonesia dibanding negara-negara ASEAN berada di urutan enam setelah Singapura dengan peringkat 2 dalam EoDB 2018, Malaysia (24), Thailand (26), Brunei Darussalam (56), dan Vietnam (68).

"Saya garis bawahi, persaingan negara tetangga super sengit. Peringkat dua saingan utama di ASEAN, yaitu Thailand dan Vietnam, masih di atas dan mereka gencar membenahi diri dan memperlancar perdagangan sehingga semakin besar porsi rantai produksi regional yang pindah ke mereka," tutur Thomas.

Ia menilai Indonesia harus terus melakukan reformasi perekonomian lebih lanjut guna menghindari kehilangan pangsa pasar. "Memang porsi kita dari kue manufaktur dunia naik terus, namun negara lain lebih dahsyat juga. Sektor jasa juga sangat berperan dan dipengaruhi kemudahan usaha," ucap Thomas.

Sebelumnya, BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang kuartal III/2017 mencapai Rp 176,6 triliun, naik 13,7 persen dibanding capaian pada periode yang sama 2016 sebesar Rp 155,3 triliun. Realisasi investasi kuartal III/2017 tersebut memiliki rincian penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 64,9 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 111,7 triliun.

Dengan capaian tersebut, secara kumulatif sepanjang Januari-September 2017, realisasi investasi investasi mencapai sebesar Rp 513,2 triliun terdiri atas PMDN Rp 194,7 triliun (37,9 persen) dan PMA Rp 318,5 triliun (62,1 persen).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement