Senin 30 Oct 2017 22:21 WIB

Koperasi Skala Besar Dinilai Mampu Bersaing dengan Swasta

Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga memamerkan sepatu hasil produksi pengusaha lokal dalam acara Temu Usaha Wirausaha Pemula, di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Kamis (6/4).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga memamerkan sepatu hasil produksi pengusaha lokal dalam acara Temu Usaha Wirausaha Pemula, di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Kamis (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis koperasi kini dinilai sebagai usaha yang masuk ke dalam kategori usaha skala besar, dan mampu bersaing dengan usaha swasta. Bahkan saat ini, sudah ada koperasi yang mampu mendulang aset lebih dari Rp 7 triliun dan volume usaha lebih dari Rp 5,7 triliun. 

Pengamat koperasi Irsyad Muchtar menyatakan berdasarkan hasil survey yang dilakukannya selama dua tahun terakhir, bisnis koperasi skala besar terus tumbuh di berbagai daerah di tanah air. Menariknya, koperasi berskala justru berkembang di kota-kota yang terbilang relatif kecil. 

Irsyad juga menambahkan bahwa koperasi saat ini sudah  banyak dipimpin oleh kaum muda berusia 24,6 tahun. Selain itu, kemampuan koperasi untuk tanggap dengan perubahan teknologi yang berkembang kini juga menggembirakan.

 "Hampir semua koperasi besar,  kini familiar dengan teknologi informasi. Bahkan banyak koperais yang membangun jaringan usahanya berbasis digital dan melakukan transaksi online, sebagaimana layaknya perbankan," pungkas Irsyad saat peluncuran buku yang ditulisnya,  '100 Koperasi Besar Indonesia 2017', di Jakarta, Senin (30/10).

Deputi bidang kelembagaan Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring mengatakan, pihaknya sudah memiliki program reformasi total koperasi, yang meliputi rehabilitasi dan reorientasi. Program tersebut guna menunjang pertumbuhan koperasi yang berkualitas. 

"Revitalisasi itu intinya bagaimana kita menempatkan koperasi kembali ke jalur yang benar. Jadi kita membina koperasi-koperasi, kita benahi, yang kita sebut pertama adalah penataan data koperasi. Disitu kita sudah membubarkan koperasi yang tidak aktif. Supaya kedepan semua koperasi yang aktif yang kita bina, itu rehabilitasi," jelas Meliadi. 

Kedua, tambahnya, yaitu reorientasi. Ini kita bagaimana mengarahkan koperasi yang tadinya kuantitas menjadi kualitas. Jadi kita mengarahkan koperasi-koperasi ini ke arah yang berkualitas. Menurutnya, koperasi-koperasi ke depan harus mampu mengembangkan koperasinya dengan mengutamakan kualitas. 

Peluncuran buku 100 koperasi tersebut bertujuan untuk menunjukan koperasi yang kualitasnya baik di tingkat nasional. "Ini adalah suatu kegiatan yang menunjukkan bahwa koperasi di Indonesia ini banyak  yang berkualitas," tuturnya. 

Dalam acara peluncuran buku '100 Koperasi Besar Indonesia 2017' tersebut, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga juga berkesempatan menyerahkan piagam dan tropi kepada sejumlah koperasi besar yang kinerjanya dianggap menonjol. Sebanyak 13 koperasi mendapat penghargaan sebagai pengelola Aset Terbesar, Volume Usaha Terbesar, CSR Terbaik dan IT Terbaik. 

Sebagai Ketua Pelaksana acara Launching buku '100 Koperasi Besar Indonesia 2017', Yuni Hegarwati mengungkapkan, bahwa ini merupakan ketiga kalinya buku tersebut diterbitkan, dan dapat menjadi referensi dalam memahami bisnis. "Melakukan kunjungan ke berbagai koperasi besar dan hasilnya adalah sebagaimana yang kita saksikan. Ini juga berkat kerja sama yang baik dengan beberapa pihak," kata Yuni dalam kesempatan yang sama. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement