Senin 30 Oct 2017 18:14 WIB

Pembayaran Tol Non-Tunai di Tol Jasa Marga Capai 99 Persen

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
 Kendaaraan roda empat memasuki Gerbang Tol Otomatis (GTO) di Pintu Tol Cililitan, Jakarta, Selasa (12/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kendaaraan roda empat memasuki Gerbang Tol Otomatis (GTO) di Pintu Tol Cililitan, Jakarta, Selasa (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program pembayaran non-tunai di seluruh tol Indonesia hanya tersisa satu hari lagi yaitu, Selasa (31/10), sebagai bagian dari Garakan Nasional Nontunai (GNNT). Hanya tersisa sehari, pembayaran non-tunai untuk seluruh rusa tol Jasa Marga sudah mencapai di atas 95 persen.

"Hingga hari ini, 99 persen gerbang tol milik Jasa Marga telah menerapkan pembayaran non-tunai," kata Vice President Operations Management Jasa Marga Raddy R Lukman di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (30/10). Raddy optimistis, Selasa (31/10) pencapaian bisa menyentuh angka 100 persen dengan mengubah garrdu tol hybrid menjadi gardu semi otomatis (GSO).

 

Selain itu, ia mengatakan Jasa Marga juga akan memastikan kesiapan gardu dan petugas di lapangan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna tol. Dia memastikan saat ini terus berkoordinasi dengan perbankan untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan.

 

Hal itu, lanjut dia, dilakukan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan mesin pembaca isi ulang untuk uang elektronik. "Kami juga masih akan terus mensosialisasikan secara masif bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya di bawah koordinasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) agar pengguna jalan dapat terinfo secara merata," ujar Raddy.

 

Untuk memastikan kelancaran tersebutm Raddy mengimbau pengguna jalan tol untuk menyiapkan uang elektronik dengan saldo yang cukup sebelum memasuki jalan tol. Tak hanya itu, agar memaksimalkan kecepatan transaksi di gardu tol, Raddy meminta masyarakat tidka meletakan kartu uang elektronik jauh dari jangkauan.

 

Raddy juga menegaskan Jasa Marga sudah memastikan infrastruktur yang laik fungsi serta dukungan petugas di lapangan sesuai standard operating procedure (SOP). "Ini untuk mengantisipasi apabila terjadi kepadatan di gerbang tol, yang dapat diakibatkan karena saldo uang elektronik yang habis atau kurang atau tidak terbaca, rusak, dan hilang," ujar Raddy.

 

Terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) jelang pemberlakuan seratus persen nontunai di jalan tol, Raddy menjelaskan sama seperti BUJT lainnya. Jasa Marga, kata dia, sama sekali tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan selalu dianggap sebagai dampak diberlakukannya salah satu program GNNT itu.

 

Sebagai bentuk antisipasi terhadap pengurangan SDM, Raddy menuturkan Jasa Marga telah menyiapkan program Alih Profesi (A-Life). "Program A-Life menyediakan lebih dari 900 formasi di kantor pusat, cabang, dan anak perusahaan Jasa Marga atau menjadi entrepreneur yang dapat dipilih oleh para karyawan yang ingin mengubah haluan karirnya," ujar Raddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement