REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya membeberkan kronologi jatuhnya girder di proyek pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo yang menewaskan satu pekerja. Lewat keterangan resmi, perusahaan milik negara itu menjelaskan, pekerjaan pemasangan girder telah dilaksanakan sejak Sabtu (28/19) lalu.
Girder sendiri dibutuhkan untuk menyangga jalan layang yang akan menghubungkan Desa Plososari dengan Desa Cukurgondang.
Tiga girder sepanjang 50,8 meter telah terpasang pada Sabtu (28/01). Kemudian, pada Ahad (29/10), dilanjutkan pemasangan girder keempat. Namun, saat girder keempat akan diperkuat dengan pemasangan bracing, penyangga tersebut tiba-tiba goyang dan menyentuh girder lain sehingga menyebabkan keruntuhan.
Waskita mengklaim telah menjalankan prosedur pemasangan grider sesuai dengan standar keamaan yang seharusnya. Sebab, sebelum terjadi keruntuhan, girder sudah berada di posisi bearing pad.
Adapun korban jiwa dalam peristiwa runtuhnya penyangga jalan layang tersebut yakni Heri Sunandar (27), karyawan Waskita Karya yang berasal dari Kalimantan Timur. Selain itu, ada dua orang yang menjadi korban luka. Mereka adalah Sugiyono (47), sopir truk Waskita Karya yang mengalami patah kaki, dan Nurdin (35), tukang las yang mengalami luka pada punggung.
Demi menghindari kecelakaan kerja di masa yang akan datang, Waskita menyatakan akan mengkaji dan memperbarui aspek-aspek keselamatan kerja yang diterapkan di setiap proyek.