Ahad 29 Oct 2017 19:02 WIB

Beban Biaya BBM Satu Harga Sudah Capai Rp 800 Miliar

Rep: neni ridarineni/ Red: Budi Raharjo
Kebijakan satu harga bahan bakar minyak (BBM). (Prayogi/Republika)
Foto: Republika/Prayogi
Kebijakan satu harga bahan bakar minyak (BBM). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menargetkan program bahan bakar minyak (BBM) satu harga di bulan Januari 2018 ada di 50 titik di daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Sampai sekarang, Pertamina sudah menerapkan kebijakan ini di 28 titik.

Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Syarial Mukhtar mengatakan Pertamina menargetkan di tahun 2019 BBM satu harga sudah menjangka di 150 titik daerah-daerah 3T. Selama ini penyaluran BBM hanya sampai di SPBU. "Dengan program BBM Satu Harga penyalur BBM sampai ke lembaga penyalur BBM lebih jauh lagi sehingga sampai ke masyarakat pelosok," ujar dia di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Syahrial mencontohkan dulu di Wamena harga BBM mencapai Rp 100 ribu per liter. Harganya mahal karena BBM diangkut dengan pesawat dan ongkos pesawat dimasukkan ke biaya BBM. Dengan program BBM satu harga, Pertamina yang menanggung ongkos distribusi. "Sehingga harga BBM di Wamena sama dengan daerah di Indonesia lainnya," kata dia.

Biaya untuk ongkos distribusi yang ditanggung Pertamina kemarin mencapai Rp 800 miliar. Mungkin sekarang sudah menambah lagi, kata Muchtar. Dia menjelaskan walaupun demikian hal itu tetap dilakukan oleh Pertamina karena tugas Korporasi pertamina ada dua yakni mencari untung dan public service.

Biaya distribusi ke daerah 3 T dalam program BBM satu harga merupakan tugas public service Pertamina. "Toh kita punya bisnis lain yang bisa memberikan subsidi silang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement